BANGKALAN, MEMORANDUM.CO.ID - Suasana berkabung mewarnai Pondok Tahfidz Jabal Quran di Desa Parseh, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, setelah 6 santri cilik anak didik Ponpes setempat, ditemukan meninggal tenggelam saat bermain di kubangan bekas galian tambang golongan C di Bukit Jaddih, Kamis 20 November 2025.
Susana duka tidak hanya terjadi di lingkup Ponpes. Bupati Bangkalan, Lumkan Hakim, serta Wabup Moh Fauzan Ja’far dan anggota Forkopimda yang tengah berbaur dengan ribuan umat saat ikut mengawal kirab pengenugerahan Pahlawan Nasional terhadap KH Moh Cholil Bin Abdu Latief, juga larut dalam duka setelah menerima laporan tragedi tenggelamnya 6 santri di Bukit Jaddih tersebut.
BACA JUGA:Aktivitas Ponpes Salafiyah Syafiiyah Situbondo Kembali Normal Pasca Asrama Puteri Ambruk
Mini Kidi--
Mayoritas rakyat Kabupaten Bangkalan juga larut dalam suasana haru, saat merespon khabar duka akibat tragedi Bukit Jaddih yang merenggut 6 korban jiwa santri cilik itu. Maklum, beberapa saat pasca musibah, deretan foto ketika 6 korban dievakuasi ke Puskesmas Jaddih viral tersebar di jagad medsos.
“ Kasihan, adik-adik santri yang meninggal itu rata-rata masih duduk di kelas 2 dan 3 setara SD. Malah ada yang duduk di kelas satu,” ujar Sjamsul (67), warga Kelurahan Pangeranan, Kecamatan Kota Bangkalan. Usia mereka rata-rata masih ada dikisaran 7 sampai 10 tahun.
Di sisi lain, tak lama setelah musibah terjadi, anggota Polres Bangkalan segera melakukan olah TKP.” Kepada rekan-rekan jurnalis kami mohon bersabar ya. Tunggu hasil olah TKP dan keterangan beberapa saksi. Polres pasti akan merilis musibah ini,” saran Kasi Humas Ipda Agung Intama.
BACA JUGA:Mas Adi Tanam Pohon Matoa di Ponpes SPEAM Pasuruan untuk Kelestarian Alam
Menyikapi musibah ini, salah satu tokoh masyarakat Desa Jaddih, H Mustofa yang kaprah disapa H Mus, menjelaskan, setiap hari Kamis para santri di Ponpes memang libur. Peluang ini kaprah dimanfaatkan sebagian santri untuk bermain di kawasan Bukit Jaddih.
“ Namanya anak-anak, meski para Ustadz dan pengasuh Ponpes melarang agar tidak bermain di kawasan Bukit Jaddih, yaahh…diam-diam nasehat itu diabaikan,” tutur H Mus.
Penegasan H Mus dibenarkan oleh salah satu warga sekitar Ponpes. Biasanya, ucapnya, sebagian santri lazim memanfaatkan hari libur Kamis, untuk bermain dan berolah raga di Bukit Jaddih, meski pengasuh Ponpes tegas melarang. Terutama beraktifitas di sekitar bekas areal tambang galian C.
BACA JUGA:Pengasuh dan Santri Ponpes Hidayatullah Al Muhajirin Bangkalan Ziarah ke Makam Sultan Abdul Kadirun
Terlebih akhir November saat ini musim hujan mencapai puncaknya. Hampir semua bekas tambang galian C, kaprah berubah jadi kubangan air yang tak terdeteksi kedalamannya.
Saat itulah, Kamis sore, sebagian santri, bermain di Bukit Jaddih. Enam santri cilik diantaranya, pilih bermain di sekitar bekas tambang galian C yang sudah berubah jadi kubangan air cukup dalam. Lokasinya ada di Dusun Keseman, Desa Parseh, Kcamatan Socah.
Info sementara yang dihimpun jurnalis, menjelaskan, awalnya, ada 6 santri pilih nyebur untuk bermain dalam kubangan air bekas tambang galian C, tanpa mengetahui seberapa dalam air kedalaman di area bekas tambangn C itu.