JOMBANG, MEMORANDUM.CO.ID - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Jombang menunjukkan komitmennya dalam memperkuat budaya literasi melalui penyelenggaraan Bimbingan Teknis Membaca Nyaring Tahun 2025. Puluhan pegiat literasi semangat menyimak ilmu yang diberikan.
”Tantangan literasi di era saat ini bukan lagi terletak pada kurangnya informasi, melainkan pada kemampuan masyarakat untuk memilih dan memaknai bacaan yang benar-benar berkualitas,” ungkap Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Jombang, Thonsom Pranggono, AP, ME.
BACA JUGA:Mutasi Pemkab Jombang Jilid II, Satu Pejabat Kembali Dilantik
Mini Kidi--
Kegiatan hari pertama di ruang Setjo Adiningrat Kantor Pemkab Jombang pada Selasa 11 November 2025 yang diikuti 50 pegiat literasi atau pustakawan.
Thonsom mengatakan, informasi kini tersedia dalam jumlah tidak terbatas, namun tidak seluruhnya memberi nilai pengetahuan yang bermakna. Karena itu, menurutnya, tugas utama para pegiat literasi bukan sekadar menyediakan akses terhadap buku dan bacaan, tetapi membangkitkan budaya membaca yang dapat membentuk cara berpikir, menumbuhkan kepekaan sosial, serta memperkuat karakter masyarakat, terutama generasi muda.
BACA JUGA:Mutasi Pemkab Jombang, Bupati Lantik 66 Pejabat Manajerial dan Kepala Puskesmas
Menurut Thonsom pentingnya metode membaca nyaring atau read aloud sebagai teknik dasar untuk memperkuat kemampuan literasi sejak dini. Membaca nyaring, jelasnya, bukan sekadar menyuarakan isi teks, melainkan proses interaksi yang membangun kedekatan emosional, mengaktifkan imajinasi, serta memupuk keberanian anak dalam berkomunikasi. Metode ini juga terbukti efektif dalam menumbuhkan minat baca, membantu anak memahami struktur bahasa, meningkatkan kemampuan berbicara, serta menciptakan suasana belajar yang lebih aktif, inklusif, dan menyenangkan.
Dalam kegiatan tersebut dihadirkan narasumber yang kompeten dibidangnya, yaitu Inge Ariani Safitri SSos MPd Ketua Read Aloud Trainer Provinsi Jatim.
BACA JUGA:Pemkab Jombang Raih Penghargaan Inovasi Terpuji Berkat Program Kolaboratif Jaga Desa
”Bimbingan teknis ini bukan sekadar pelatihan dua hari, melainkan langkah strategis untuk memperkuat kompetensi para penggerak literasi di sekolah, desa, komunitas, maupun lingkungan keluarga. Para peserta diharapkan tidak hanya belajar dan berlatih, tetapi juga menerapkan teknik membaca nyaring ini secara konsisten di berbagai kegiatan literasi,” jelasnya.
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Jombang terus mendorong perkembangan literasi masyarakat, seperti peningkatan koleksi perpustakaan, pengembangan layanan digital, pembinaan perpustakaan desa, penguatan Taman Bacaan Masyarakat, serta kolaborasi dengan komunitas literasi di seluruh wilayah. Upaya ini sekaligus menjadi bagian dari peningkatan Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) dan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM), yang kini menjadi fokus bersama.
BACA JUGA:Tiga Pasar Usai Direvitalisasi, Pemkab Jombang Kesulitan Kelola Penataan dan Pemanfaatan Aset
”Keberhasilan program literasi tidak hanya ditentukan oleh infrastruktur atau fasilitas yang disediakan pemerintah. Menurutnya, unsur manusia tetap menjadi faktor penentu, karena budaya membaca hanya dapat tumbuh melalui ketelatenan, ketulusan, dan kreativitas para pegiat literasi yang berinteraksi langsung dengan masyarakat,” pungkasnya.(war)