Pemkot Batu Siaga Tanggap Darurat Hadapi La Nina hingga Februari 2026

Selasa 11-11-2025,15:14 WIB
Reporter : Anik
Editor : Fatkhul Aziz

BATU, MEMORANDUM.CO.ID – Pemerintah Kota Batu menggelar Apel Kesiapan Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi untuk memastikan kesiapan seluruh unsur pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait menghadapi potensi bencana musim penghujan, dipimpin langsung Wali Kota Batu Nurochman di halaman Balai Kota Among Tani, Selasa 11 November 2025.

Wali Kota Batu menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor hadapi ancaman bencana. Berdasarkan data BMKG, 43,8% wilayah Indonesia telah memasuki musim penghujan. Puncak hujan diperkirakan terjadi November 2025 hingga Januari 2026. Fenomena La Nina diprediksi berlangsung hingga Februari 2026. Akan berdampak pada peningkatan intensitas curah hujan di atas normal.

BACA JUGA:Pemkot Batu Gelar Upacara Peringatan Hari Pahlawan 2025


Mini Kidi--

"Apel siaga ini bukan sekadar seremonial, tetapi merupakan wujud nyata kesiapsiagaan kita bersama. Diharapkan seluruh komponen dapat berkolaborasi agar penanggulangan bencana di Kota Batu berjalan efektif, efisien, dan terpadu," ungkap Nurochman.

Sepanjang tahun 2024 tercatat 122 kejadian bencana di Kota Batu. 86% merupakan bencana hidrometeorologi, 10% bencana geologi, 4% faktor manusia. Hingga Oktober 2025 telah terjadi 149 bencana. Terdiri dari tanah longsor (57%), angin kencang (25%), banjir (11%), dan kebakaran hutan (7%).

BACA JUGA:Pemkot Batu Gelar Pra-Koordinasi Bersama TPPS Upaya Percepatan Penurunan Stunting

Mengusung tema Mewujudkan Mbatu Sae Tangguh Bencana. Wali Kota sampaikan lima arahan utama. Pertama, memperkuat sinergitas pentahelix dalam sumber daya siaga bencana. Kedua, membangun kesadaran dan kapasitas masyarakat melalui sosialisasi dan pelatihan. Ketiga, menyatukan persepsi dan perencanaan pengurangan risiko bencana lintas sektor. Keempat, memperluas komunikasi hingga tingkat desa dan kelurahan. Kelima, mengaktifkan posko siaga dan sistem peringatan dini di wilayah rawan bencana.

Sejumlah langkah mitigasi telah dilakukan Pemkot Batu. Pemetaan daerah rawan bencana dan revitalisasi saluran air dengan box culvert. Susur sungai di 94 titik di wilayah Sungai Sumberbrantas, Pusung Lading, Glagah Wangi, dan Krecek. Pelatihan relawan kebencanaan dan satuan pendidikan aman bencana. Simulasi tanggap darurat berbasis data terus digencarkan.

Melalui upaya kolaboratif, indeks risiko bencana Kota Batu turun dari 81,0 (2023) menjadi 75,21 (2024).

BACA JUGA:Pemkot Batu dan Poltekad Gelar Donor Darah, Rangkaian HUT ke-24 Kota Batu

"Penanganan bencana tidak boleh lagi bersifat reaktif, tetapi harus berubah menjadi preventif. Kesiapsiagaan dan kesadaran diri adalah kunci agar kita mampu meminimalkan dampak dan korban bila bencana datang," tegas Nurochman.

Setelah apel, kegiatan dilanjutkan dengan simulasi tanggap bencana. Melibatkan berbagai unsur peserta apel untuk latih kesiapan personel.

Memperkuat koordinasi lintas sektor hadapi situasi darurat di lapangan. Pemkot Batu ajak seluruh masyarakat waspada dan jaga lingkungan. Agar Kota Batu tetap aman dan tangguh menghadapi bencana.

BACA JUGA:Pemkot Batu dan Polinema Jalin Sinergi Pendidikan dan Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan

Kategori :