Ke depan, dengan inflasi yang diperkirakan menurun menuju ambang 2 persen dan PDB yang berpotensi tumbuh hingga 5,8 persen, Saeed menilai Indonesia berada dalam posisi kuat untuk memperluas ruang kebijakan dan menjaga daya saing investasi.
“Momentum ini memperkuat reputasi Indonesia sebagai magnet bagi modal berkualitas, didukung oleh arsitektur kebijakan reformis dan kedalaman institusional,” tuturnya.
BACA JUGA:Fresh Graduate UNS Bangga Bisa Magang di Garuda Berkat Program Prabowo: Kesempatan Sangat Berharga!
Dalam pandangannya, arah kebijakan Indonesia yang konsisten dan reformis akan terus memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
“Indonesia adalah tangan yang stabil di tengah turbulensi global, sekaligus simbol kemakmuran yang disiplin,” tutup Saeed. (*/iku)