Tuan Tanah Desa Bedalisodo Meninggal, Diduga Akibat Dianiaya Anak dan Cucu

Senin 13-10-2025,20:35 WIB
Reporter : Achmad Tauchid
Editor : Ferry Ardi Setiawan

MALANG, MEMORANDUM.CO.ID - Nasib nahas menimpa Kusenan (60), warga Dusun Bedali RT 30 RW 10, Desa Bedalisodo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.

BACA JUGA:Penemuan Mayat Pria Bertato Gegerkan Warga Malang, Diduga Korban Pembunuhan

Ia meninggal dunia diduga akibat penganiayaan yang dilakukan oleh anak kandungnya bersama cucu. Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu 12 Oktober 2025 sore, dan korban mengembuskan napas terakhir pada Senin (13/10/2025) pagi setelah sempat mendapat perawatan.


Mini Kidi--

Kepala Desa Bedalisodo, Suprapto, membenarkan adanya kejadian tersebut. Ia menyebut, laporan pertama kali diterima oleh pihaknya dari mertua anak kedua korban, yang kemudian dilanjutkan ke Polsek Wagir.

BACA JUGA:Polres Malang Bekuk Pelaku Pembunuhan di Gondanglegi

“Atas kejadian itu sudah dilaporkan ke Polsek Wagir oleh mertua anak kedua korban,” terang Suprapto, Senin 13 Oktober 2025.

BACA JUGA:Kematian Pemuda Gondanglegi Murni Keracunan Miras, Bukan Pembunuhan

Suprapto menambahkan, laporan tersebut langsung ditindaklanjuti oleh aparat kepolisian bersama Bhabinkamtibmas setempat. Namun, ia mengaku belum mengetahui perkembangan lebih lanjut karena laporan baru diterima pada Senin pagi dari kepala dusun.

BACA JUGA:Sidang Perampokan dan Pembunuhan di Kabupaten Malang, Kuasa Hukum Terdakwa: Dakwaan Ada Kejanggalan

Berdasarkan hasil visum dari UGD Puskesmas Wagir, korban mengalami luka sobek pada bibir kiri atas, luka lebam di pelipis kanan, serta memar pada pipi. Luka-luka tersebut diduga akibat penganiayaan yang dilakukan oleh anak kandung korban, Aditiswoyo (37), dengan dibantu cucunya.

“Setelah saya koordinasi dengan pihak Puskesmas, memang ditemukan beberapa luka tersebut,” ujar Suprapto.

BACA JUGA:33 Adegan Rekonstruksi Pembunuhan Mantan Ketua RT Desa Ganjaran Malang

Menurut keterangan kepala dusun yang diperoleh dari warga, peristiwa penganiayaan tersebut dipicu pertengkaran antara korban dan pelaku yang sering terjadi. “Setiap kali bertengkar, suaranya keras dan terdengar sampai ke tetangga,” tambah Suprapto.

Kades mengungkapkan, korban kerap datang kepadanya untuk meminta bantuan terkait perselisihan dengan anaknya, namun tidak pernah menjelaskan secara detail penyebab pertengkaran tersebut. “Kemungkinan puncaknya terjadi dua hari lalu yang menyebabkan korban dilarikan ke UGD Puskesmas dan akhirnya meninggal dunia,” imbuhnya.

Kategori :