Santri Korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Dikebumikan di Lamongan

Rabu 08-10-2025,18:45 WIB
Reporter : Syaiful Anam
Editor : Aris Setyoadji

LAMONGAN, MEMORANDUM.CO.ID – Suasana duka menyelimuti keluarga Ghifari Haikal Nur (17), salah satu santri korban meninggal dunia akibat ambruknya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Rabu 8 Oktober 2025.

Jenazah almarhum dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Wangen, Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan, bersebelahan dengan makam ayahnya yang telah wafat empat tahun lalu.


Mini Kidi--

Prosesi pemakaman berlangsung haru dan diiringi isak tangis keluarga serta kerabat yang hadir.

Ghifari Haikal merupakan santri kelas tiga Madrasah Aliyah Ponpes Al Khoziny.

BACA JUGA:Kejari Lamongan Lakukan Pemeriksaan Lapangan Dugaan Pengalihfungsian Tanah Negara di Paciran

Ia berhasil diidentifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur melalui pencocokan sampel DNA dengan ibunya, Sundari.

Setelah proses identifikasi selesai, jenazah diserahkan oleh pihak Rumah Sakit Bhayangkara kepada keluarga untuk dimakamkan.

Dari kediaman orang tua almarhum di Desa Wangen, tampak iring-iringan jenazah disambut dengan suasana duka mendalam.

Meski dirundung kesedihan, sang ibu, Sundari, tetap tegar menerima takdir atas kepergian anak bungsunya tersebut.

“Haikal itu anak yang pendiam, dan dia sangat ingin jadi ulama,” ujar Sundari dengan mata berkaca-kaca.

BACA JUGA:Dimintai Ratusan Ribu Rupiah per Desa, Kades di Lamongan Tolak MoU

Ia menuturkan bahwa Haikal merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara yang dikenal santun dan tekun menuntut ilmu agama.

Sebelum kejadian, Haikal sempat mengungkapkan keinginannya melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah di Ponpes Al Khoziny setelah lulus Madrasah Aliyah.

Tidak ada firasat khusus yang dirasakan keluarga sebelum tragedi ambruknya musala Ponpes Al Khoziny pada Senin 29 September 2025 sore.

BACA JUGA:Tenun Ikat Parengan Lamongan Jadi Objek Pelaksanaan PKW

Sundari hanya mengingat bahwa Haikal sempat mengeluh ingin segera libur agar bisa pulang ke rumah.

Kepastian identitas Haikal diterima keluarga pada Selasa 7 Oktober 2025 malam setelah hasil tes DNA dinyatakan cocok dengan sampel ibunya.

Jenazah sempat tertunda proses pemulangan karena kesiapan keluarga dan akhirnya dijemput pada Rabu pagi.

Setibanya di kampung halaman, jenazah disalatkan di masjid desa setempat sebelum dimakamkan di pemakaman keluarga yang tidak jauh dari rumah.

BACA JUGA:Harga dan Pasokan Bapok di Lamongan Stabil

Kepergian Ghifari Haikal Nur meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat sekitar.

Namun cita-cita luhurnya untuk menjadi ulama akan selalu dikenang dan menjadi teladan bagi teman-temannya.

 

Kategori :