BACA JUGA:Dua Lulusan IPDN Terima SK CPNS, Sekda Lumajang Tekankan ASN Garda Terdepan
Di samping masalah penempatan dan usia, para ASN juga memprotes tidak dilibatkannya Kader Surabaya Hebat (KSH) setempat dalam pelaksanaan survei DTSEN.
Mereka berpendapat bahwa KSH seharusnya menjadi garda terdepan dalam kegiatan ini.
"Seharusnya KSH di wilayah setempat yang lebih diandalkan. Mereka sangat paham kondisi dan peta wilayahnya, pasti survei bisa lebih cepat dan akurat. Kami yang orang luar jadi kesulitan beradaptasi dan harus memakan waktu lebih lama," ujar BP, warga Tambaksari yang aktif sebagai petugas TU di salah satu SD negeri ini.
BACA JUGA:111 ASN Masuki Purnatugas, Bupati Jombang Serahkan SK Pensiun, Apresiasi Pengabdian
Para ASN berharap, Pemkot Surabaya dapat meninjau kembali penugasan ini, terutama dengan mempertimbangkan jarak, beban kerja, serta melibatkan sumber daya lokal seperti KSH untuk memastikan efektivitas dan efisiensi pengumpulan data DTSEN.
“Kami mau saja jadi surveyor meskipun tidak mendapat tambahan insentif, asal lokasinya berdekatan dengan domisili kami,” tuntas BP.
Seperti diketahui, di Dispendik Surabaya, total ada sebanyak 404 ASN dan PPPK yang dilibatkan sebagai surveyor DTSEN. Rerata, masing-masing menangani 250-350 KK dengan puluhan poin kuesioner yang perlu diisi. (bin)