Bondowoso, memorandum.co.id - Sejak video Sekda Bondowoso, Saifullah viral di media terkait masalah Covid-19, Bupati Bondowoso Salwa Arifin langsung mereaksi keras pernyataan itu. Bahkan bupati tidak memberikan pembelaan sama sekali terhadap sekda pilihannya itu. Mantan wakil bupati 2 periode ini justru bakal melakukan teguran baik lisan maupun tulisan hingga akan menjatuhkan sanksi kepada penguasa birokrasi itu. Menurut bupati, pernyataan sekda yang menyebut bahwa Covid-19 itu hanya opini yang dibangun oleh paradigma tidak mewakili dirinya sebagai sekda melainkan statemen itu mewakili dirinya sebagai pribadi. "Yang dikatakan sekda itu bukan atas nama pemkab, dia tidak izin ke saya ketika hendak mengikuti seminar daring dengan PMII cabang Bondowoso," ujarnya. Untuk itu, dirinya mengaku bakal memberikan sanksi atas tindakan indisipliner sekda. "Karena saya tidak pernah memberi restu kehadiran dia. Tidak pernah. Gak ada surat undangan pada saya. Maka saya katakan dia tidak mewakili pemda," paparnya. Menurut bupati, sekda beralasan dirinya terbawa kondisi sendiri, karena menghadapi kelangkaan pupuk. "Sanksi akan disesuaikan dengan aturan yang ada. Kan ada KASN di atas," terangnya. Bupati mengaku saat ini sedang bekerja serius tentang penaganan Covid-19, namun kemudian ada pernyataan sekda yang seperti itu. Menurutnya, sejauh ini semua ASN tidak ada yang beda pendapat tentang keberadaan virus corona ini. "Semua sadar, buktinya mereka bekerja dengan serius. Masyarakat mulai mematuhi itu," paparnya. Dalam konten video seminar daring dengan PC PMII Bondowoso itu, sekda mengaku ingin mengedukasi masyarakat agar tidak terlalu panik dengan corona, ia mengaku imun yang paling kuat adalah iman, sehingga jika ia ke masjid tidak memakai masker. Namun ketika video itu viral, Sekda buru buru memperbaiki pernyataannya. Dalam pernyataan dekda yang dirilis oleh beberapa media menyebutkan bahwa dirinya mengaku tidak mungkin tak memikirkan penanganan Covid-19 di Bondowoso. Apalagi anggaran terkait penanganan sudah dianggarkan. "Kemarin kita fokus ke corona, saya kira kita berhasil berkat kerjasa juga dengan TNI-Polri. Hari ini kita fokus ke ekonomi. Intinya jangan sepotong memahami video itu, kalau tidak peduli corona ngapain saya pakai masker," terang sekda. Dalam video itu kata dia, dirinya juga menjelaskan kebutuhan dasar masyarakat. Salah satunya adalah masalah pupuk. "Pak Jokowi mengatakan begini. Corona ini bukan masalah, tapi yang semangat kita menghadapi corona. Kalau sekarang kita dijujul (disuguhkan) bahwa corona menakutkan. Maka masyarakat harus bangkit," jelasnya saat dikonfirmasi. Dijelaskannya juga, bahwa corona itu ada. Namun demikian, masyarakat tidak perlu takut sebagaimana selama ini terjadi. "Sekarang terpenting kebangkitan ekonomi yang harus kita bangun. Kalau tidak maka banyak mulai bangkrut," paparnya. Seperti diketahui, beredar potongan video berdurasi 32 detik. Di mana Sekda Syaifullah menyebutkan bahwa virus corona merupakan opini, yang dibentuk oleh paradigma. "Covid saya tinggalkan dulu, karena bagi saya vovid ini adalah opini yang dibangun oleh sebuah paradigma. Dan saya belum pernah menemukan langsung, ketemu dengan orang yang kena covid ini, sepertinya menakutkan. Tidak, tidak. Saya fokus pada pupuk sekarang ini," katanya dalam video itu. Sebagaimana kita ketahui, pada Selasa (9/6/2020) malam. Sekda menjadi pemateri dalam diskusi online, yang diselenggarakan PC PMII Bondowoso, dengan tema "Peran Pemeritah Terhadap Keselamatan Pesantren di Tengah Pandemi Covid-19".(lis/tyo)
Sebut Covid-19 Hanya Opini, Bupati Bondowoso Tegur Sekda
Jumat 12-06-2020,18:58 WIB
Editor : Agus Supriyadi
Kategori :