SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID – Dua siswi SDN Sawunggaling 1 berhasil menorehkan prestasi membanggakan dengan menembus babak penentuan ajang Putri Lingkungan Hidup Kota Surabaya 2025.
Proyek inovatif yang mereka usung pun menuai apresiasi dari banyak pihak.
Kedua siswi tersebut adalah Naziya Putri Syafira Ariwibowo, siswi kelas 5, dan Felychia Rosalina Putri, siswi kelas 4. Menariknya, keduanya memanfaatkan bahan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Naziya mengolah tanaman Bidara, sementara Felychia memilih minyak jelantah sebagai media utama dalam proyeknya.
Menurut Koordinator Bidang Kesiswaan SDN Sawunggaling 1, Qomarul Lailiah, ide tersebut berawal dari diskusi siswa dan guru untuk mencari gagasan terbaik.
Setelah proyek matang, karya mereka pun didaftarkan ke Tunas Hijau, panitia penyelenggara lomba Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup Surabaya.
BACA JUGA:Tips Cegah Kasus di Program MBG, dari Pemilihan Bahan sampai Makanan Siap Disantap
Mini Kidi--
“Pendaftaran dilakukan secara daring sejak beberapa bulan lalu. Kini, keduanya sudah masuk tahap keempat. Jika lolos, mereka akan melaju ke babak final,” ujar Lia, sapaan akrab Qomarul Lailiah, yang juga merupakan wasit bulutangkis internasional dan pernah bertugas di Olimpiade Tokyo 2020 serta Paris 2024.
Naziya mengajak rekan-rekannya menanam 1.500 bibit tanaman Bidara (Ziziphus mauritiana) di kebun belakang sekolah. Tanaman ini dikenal memiliki manfaat obat tradisional, bernilai religius, serta cocok tumbuh di daerah tropis.
Dari tanaman tersebut, Naziya mengolahnya menjadi teh herbal Bidara. Minuman ini diyakini bermanfaat untuk menurunkan demam, membantu pencernaan, merawat kulit, hingga menambah asupan vitamin C dari buahnya.
“Sekarang di rumah juga sudah banyak bibit Bidara yang siap dipelihara,” jelas Naziya.
Berbeda dengan Naziya, Felychia terinspirasi dari keseharian ibunya yang merupakan pengepul minyak goreng bekas. Melihat potensi tersebut, ia mengolah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi yang ramah lingkungan.
“Sayang kalau minyak jelantah dibuang percuma. Karena itu, saya membuat lilin aromaterapi dengan dukungan sekolah,” kata Felychia.
Untuk proyek ini, target mereka adalah mengumpulkan 1.000 liter minyak jelantah.