Kisah Warga Gubeng yang Diselamatkan Wali Kota Surabaya

Jumat 05-09-2025,17:34 WIB
Reporter : Oskar Rio
Editor : Aris Setyoadji

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Malam kerusuhan di Surabaya beberapa waktu lalu menjadi malam yang tak akan pernah dilupakan oleh Intan, warga Gubeng Kertajaya. Hari itu, ia hanya ingin pulang seperti biasa setelah lelah bekerja, namun takdir membawanya pada peristiwa penuh haru, bertemu langsung dengan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, di tengah suasana kota yang mencekam.

“Saya tahu kalau misalnya ada demonstrasi itu, cuman kalau dari saya pribadi itu saya kira demo-nya ada di Polda Jatim,” ujar Intan saat dihubungi pada Jumat, 5 September 2025.


Mini Kidi--

Intan sempat melewati Jalan Gemblongan, Genteng Kali, hingga Wali Kota Mustajab. Semua terlihat normal. Namun, sesampainya di depan rumah dinas wali kota, ia kaget.

Jalan menuju rumahnya ditutup, suasana tegang. Di tengah kerumunan, sosok Wali Kota Eri Cahyadi tampak berdiri mengenakan pakaian hitam, mengatur lalu lintas.

BACA JUGA:Demo di Grahadi, Wali Kota Surabaya Imbau Demonstran Tertib

“Pas waktu di depan pemkot itu tiba-tiba ditutup, terus ada Pak Eri. Beliau pakai baju hitam, disuruh belok kiri (Jalan Sedap Malam). Pas belok itu saya langsung berhenti seketika,” katanya.

Bingung harus bagaimana, Intan kemudian dihampiri salah satu petugas Pemkot Surabaya. Ia memberanikan diri untuk bertanya arah pulang. Tak lama kemudian, Eri Cahyadi sendiri menghampirinya.

“Pak Eri nanya rumah Mbaknya di mana. Saya bilang di daerah Gubeng Kertajaya. Terus Pak Eri langsung bilang, ‘tapi akses menuju rumahnya Mbak ini sedang tidak bisa dilewati.’ Beliau bilang sedang ada kerusuhan, suasananya mencekam,” tutur Intan yang sudah 30 tahun tinggal di kawasan tersebut.

BACA JUGA:Wali Kota Eri Tegaskan Tidak Ada Perdamaian untuk Kasus Kekerasan Dokter

Malam itu, jalan menuju rumahnya memang tidak aman. Ban-ban dibakar, massa masih bertahan di sejumlah titik, dan gas air mata mulai dilepaskan. Eri Cahyadi menyarankan Intan agar menghubungi orang tuanya supaya tidak khawatir. Namun jawaban Intan membuat suasana mendadak emosional.

“Saya bilang, saya sudah nggak punya orang tua, Pak. Nggak tahu kenapa langsung nangis,” ucapnya terbata.

Mendengar itu, Eri tak tinggal diam. Ia menawarkan tempat singgah. “Ya sudah, istirahat di rumah saya dulu. Rumahnya di sini, enggak apa-apa,” kata Intan menirukan wali kota.

BACA JUGA:Kampung Pancasila Strategi Wali Kota Eri Maksimalkan Potensi Warga Surabaya, Atasi Masalah Lingkungan

Masih dalam kondisi tegang, Intan diarahkan masuk ke rumah dinas wali kota. Di sana, ia disambut istri wali kota, Rini Indriyani, bersama putri mereka dan dua asisten rumah tangga. Suasana rumah dinas berbeda jauh dengan jalanan di luar yang penuh teriakan dan bau gas air mata.

“Saya dikasih air minum supaya tenang. Bu Rini juga menenangkan saya, sambil memantau kondisi lewat CCTV dan media sosial,” cerita Intan.

Dari layar CCTV besar di rumah dinas, Intan bisa melihat Wali Kota Eri tetap berada di luar, mengatur lalu lintas di tengah kericuhan.

“Saya mikirnya mungkin Pak Eri juga membantu supaya pengendara tidak kena demonstran. Beliau juga terlihat membagikan masker dan air minum kepada pengendara yang melintas,” ujarnya.

BACA JUGA:Wali Kota Surabaya Jelaskan Alasan Pembiayaan Alternatif untuk Infrastruktur

Malam itu, Intan merasakan campuran rasa syukur dan takut. Syukur karena mendapat perlindungan, takut karena tak tahu kapan bisa pulang. “Ya sedih, tapi ya takut, ya deg-degan gitu kan,” katanya lirih.

Hingga pukul 01.30 WIB, suasana di luar masih belum benar-benar aman. Ban dan kayu masih dibakar, jalanan penuh hambatan. Atas arahan wali kota, seorang petugas menawarkan solusi, Intan diantar pulang dengan motor, sementara mobilnya dititipkan di rumah dinas.

“Waktu diantar, ternyata memang jalanan depan rumah saya masih banyak demonstran, ban dan kayu dibakar,” ujarnya.

BACA JUGA:Pemasangan CCTV di Tempat Usaha, Wali Kota Eri Inginkan Kejujuran Pengusaha Terkait Pajak Parkir

Keesokan paginya, Sabtu, 30 Agustus 2025, Intan kembali ke rumah dinas wali kota untuk mengambil mobilnya. Tak disangka, ia dipanggil masuk untuk kembali bertemu dengan Wali Kota Eri. “Saya dipersilahkan masuk oleh petugas di rumah dinas, di dalam ada Pak Eri sempat ngobrol dan ditanya soal kondisi tadi malam saat pulang,” katanya.

Dalam pertemuan itu, Intan tak kuasa menahan rasa harunya. Ia menyampaikan langsung rasa terima kasihnya kepada wali kota dan keluarganya.

BACA JUGA:Kenakan Baju Adat Minang, Wali Kota Eri Tekankan Semangat Kebhinekaan di HUT Ke-80 RI

“Saya ingin menyampaikan terima kasih banyak. Sudah mau langsung terjun, cepat tanggap membantu keadaan di Surabaya. Itu benar-benar terjun langsung,” katanya dengan mata berkaca-kaca.

Peristiwa malam itu membekas dalam ingatan Intan. Baginya, bukan hanya karena situasi genting yang membuatnya terjebak, tetapi juga pengalaman mendapat perlindungan langsung dari seorang pemimpin kota.

“Rasanya campur aduk. Saya bingung, takut, tapi juga merasa aman karena ada beliau. Itu tidak akan pernah saya lupakan,” ujarnya menutup cerita.

Kategori :