Kapolres Bangkalan Tawarkan Konsep Manajemen Ponpes Tangguh Covid-19

Sabtu 06-06-2020,17:45 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Bangkalan, memoramdum.co.id - Sekitar 12.000 lebih santri dari luar daerah, dalam waktu dekat ini akan kembali mengalir masuk ke Kabupaten Bangkalan. Mereka akan mulai aktif menekuni kegiatan belajar mengajar (KBM) di 131 pondok pesantren (ponpes) yang tersebar di 18 kecamatan. Selain itu, seluruh ponpes juga sudah berencana untuk mulai membuka pendaftaran satri baru untuk tahun ajaran 2020/2021. Rencana kembalinya santri berskala besar ini merupakan imbas dari kebijakan new normal yang mulai diterapkan sejak Senin (1/6) lalu. Menyikapo realita itu, Bupati R Abdul Latif Amin Imron selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penganganan Covid-19 Pemkab Bangkalan, didampingi forkopimda, berinisiatif menggelar rapat koordinasi dengan seluruh pengasuh ponpes. Hampir seluruh kiai pengasuh ponpes dari 18 kecamatan hadir dalam kesempatan itu. Puluhan ulama utusan PC-NU dan PDM ikut nimbrung di dalamnya. Targetnya, Tim Gugus Tugas Covid-19 Pemkab Bangkalan, ingin membahas sekaligus menjalin kesepakatan dengan kalangan ponpes tentang rambu-rambu propsedur dan mekanisme kembalinya belasan ribu santri ke seluruh ponpes di Kabupaten Bangkalan. Termasuk penerapan protokol pencegahan Covid-19 yang akan diterapkan ponpes, ketika para santri mulai kembali mondok dan menekuni rutinitas KBM di masing-masing ponpes. Dalam konteks ini, ada penawaran menarik disodorkan Kapolres Bangkalan AKBP Rama Samtama Putra, ketika mendapat kesempatan meyampaikan sabutan arahan, usulan dan harapan. ” Sesuai amanah UU Nomor 18 tahun 2019 tentang Pesantren, Kami aparat keamanan dari polres maupun TNI dari Kodim 0829 dan Lanal Batuporon, siap menyambut dan mengamankan kembalinya para santri ke seluruh ponpes di Kabupaten Bangkalan,” kata Rama, sapaan kapolres, mengawali sambutannya. Hanya saja, sekembalinya ke pompes, terlebih ketika para santri mulai betah mondok dan menekuni rutinitas KBM, baik pengelola ponpes maupun para santri di lingkungan ponpes, harus tetap disiplin menerapkan protokol pencegahan Covid-19. Di sini, setiap ponpes, menurut Rama, harus punya strategi berbasis POP (Problem Oriented Polecy) agar ponpes punya daya tangkal tangguh, supaya tidak menjadi klaster baru penyebaran dan penularan Covid-19. ” Dalam konteks ini, kami menawarkan agar masing-masing ponpes bisa merujuk pada managemen POP yang dikembangkan oleh Kampung Tangguh Covid 19 Semeru, yang baru-baru ini sudah dibentuk di 54 desa,” harap Rama. Atau dengan kata lain, agar lebih spesifik, jika seluruh ponpes sepakat, Rama menyarankan bisa mengunakan tagline atau semboyan Ponpes Tangguh Covid-19. Melalui management POP Ponpes Tangguh Covid-19, para pengasuh ponpes diharap mampu menggerakkan insan pesantren untuk aktif dalam enam divisi kegiatan untuk menangkal penyebaran covid-19. Yakni divisi keamanan, divisi kesehatan, divisi pangan dan obat,divisi humas, divisi sarana dan prasarana, serta divisi pemakaman. Bagi ponpes yang ingin membentuk Ponpes Tangguh Covid 19, polres, menurut Rama, akan menempatkan satu personal anggota di masing-masing ponpes. Mereka akan menjadi instruktur atau asesment, agar para relawan santri di masing-masing ponpes, mampu menerapkan management Ponpes Tangguh Covid 19 secara efektif. “ Targetnya, agar dalam aplikasinya nanti, ponpes tangguh bisa sejalan dan seirama dengan management yang diterapkan kampung tangguh Covid-19. Yakni memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di lini pedesaan dan lingkup pondok pesantren,” pungkas Rama. (ras/tyo)  

Tags :
Kategori :

Terkait