Welcome to Dunia Lain, Dunia yang Lagi “Pilek”

Kamis 04-06-2020,16:55 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Happy, Healthy, Wealthy (11) Anda juga dapat kiriman WA ini kan? Lumayan untuk obat rileks di rumah. Kita baca lagi bersama-sama: 1. Dulu, supaya saleh, kita ke masjid. Sekarang, ke masjid bisa salah. 2. Dulu, iman saja yang harus digenjot. Sekarang, juga imun. 3. Dulu, bersin diberi ucapan yarhamukalloh. Sekarang, ditinggal pergi. 4. Dulu, bersatu kita teguh. Sekarang, runtuh. Saling menjauh. 5. Dulu, senang disilaturahmi. Sekarang, pintu dikunci. 6. Dulu, kata negatif dihindari. Sekarang, positif ditakuti. 7. Dulu, kita selalu mudik. Sekarang, disuruh putar balik. 8. Dulu, cuci tangan, lalu makan. Sekarang, cuci terus, tanpa makan. 9. Dulu, Imam mengatakan sof rapat dan lurus. Sekarang, mohon jaga jarak. Maklum, dunia kita sedang "flu berat". Belum ada obatnya. Benar-benar pagebluk. Anda mau ceritakan bagaimana ke anak cucu kita nanti? Dulu, semasa kecil kita didongengi bagaimana serunya melawan Belanda. Lalu, heroiknya melawan Jepang. Lalu, meletusnya Kelud atau Merapi. Lalu, pemberontakan PKI dan kiai-kiai yang dihabisi. Lalu, kita punya dongeng sendiri: Tsunami. Kini, kita dapat dongengan baru yang superseru. Manusia benar-benar tak mampu. Yang mengaku superpower, peraih nobel, pemilik lab supercanggih, IT yang begitu advance, belum bisa mengatasi. Mengapa? Karena risetnya salah sararan: untuk melawan pesawat siluman, untuk mengirim rudal antarbenua sejauh-jauhnya, untuk drone paling mutakhir, untuk pesawat tempur tanpa awak yang lebih sophisticated, untuk robot sepintar manusia. Kecele. Ternyata lawannya kutu kecil. Berjuluk: corona. Pakai novel karena baru. WHO menamai resminya: covid 19. Trump tetap ingin menyebutnya Virus Wuhan. Manusia tak berdaya mengatasinya. Apa moral storynya: manusia ada batasnya, ada khilafnya, lupa ada musuh bernama corona. Makhluk yang lemah. Untuk hidup pun dia tak bisa mandiri, harus "ngekos" ke inangnya. Lemah tapi berbahaya. Variannya bisa menjelma berbeda-beda. Manusia teperdaya. Belum bisa membasminya. Belum menemukan vaksinnya. Baru bisa membuat protokolernya. Maka, yang kita temui adalah aturan yang aneh-aneh tadi. Pernahkah pakai lift yang semua panahnya meminta kita menghadap dinding, saling membelakangi. Dulu, dianggap tidak sopan. Tak ada yang tidak sopan di zaman edan ini. Bahkan, nanti ketika new normal diberlakukan, ngomong di busway saja tidak boleh. Semua harus diam. Welcome to "Dunia lain". Dunia yang aneh. Dunia yang terkena "pilek" berat. Semoga segera sembuh. Aamiin. Ali Murtadlo, Kabar Gembira Indonesia (KGI)

Tags :
Kategori :

Terkait