Selama Operasi Patuh Semeru 2025 di Tulungagung, Pelajar Mendominasi Pelanggaran

Senin 28-07-2025,17:20 WIB
Reporter : Ahmad Rifai
Editor : Aris Setyoadji

TULUNGAGUNG, MEMORANDUM.CO.ID - Operasi Patuh Semeru 2025 yang digelar mulai 14 hingga 27 Juli 2025 di wilayah Tulungagung mencatat sebanyak 11.889 pelanggaran lalu lintas, dengan mayoritas pelaku adalah pelajar yang belum memiliki SIM.

Menariknya, meskipun angka pelanggaran tinggi, jumlah kecelakaan justru mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

 


Mini Kidi--

Dalam operasi ini, petugas menerapkan komposisi penindakan 50 persen represif (tilang), dan masing-masing 25 persen preemtif serta preventif.

Kasatlantas Polres Tulungagung, AKP Taufik Nabilla melalui KBO Satlantas Polres Tulungagung, Iptu Ahmad Zainuddin menyebut total pelanggaran dalam operasi kali ini sebanyak 11.889 pelanggaran.

BACA JUGA:3.343 Pelanggaran Tercatat di Pekan Pertama Operasi Patuh Semeru 2025 di Tulungagung

Dengan rincian, 3.576 pelanggaran terekam ETLE statis, 1.505 lewat ETLE mobile, dan 502 pelanggaran ditindak dengan tilang manual. Selain itu, terdapat 6.306 teguran tertulis yang diberikan kepada pelanggar.

Menurut KBO Satlantas Polres Tulungagung, Iptu Ahmad Zainuddin, jenis pelanggaran yang paling banyak ditemukan adalah pengendara yang belum memiliki SIM, khususnya dari kalangan pelajar SMP dan SMA, dengan jumlah mencapai 4.698 pelanggaran.

“Mayoritas pelanggar adalah pelajar yang belum memiliki SIM. Mereka ini banyak yang masih SMP dan SMA, berkendara ke sekolah tanpa kelengkapan, seperti helm SNI maupun kendaraan yang tidak sesuai spesifikasi,” jelas IPTU Ahmad Zainuddin, Senin 28 Juli 2025.

BACA JUGA:Operasi Patuh Semeru 2025, Polres Tulungagung Fokus 8 Pelanggaran Utama

Selain itu, 3.106 pelanggaran tercatat karena pengendara sepeda motor tidak menggunakan helm SNI, kemudian 2.370 pelanggaran berasal dari pengemudi mobil yang tidak memakai sabuk pengaman, yang sebagian besar terekam oleh ETLE statis.

Meski jumlah pelanggaran cukup tinggi, angka kecelakaan selama operasi justru menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Tahun ini tercatat 13 peristiwa kecelakaan, turun dari 19 kasus di tahun 2024. Tak ada korban meninggal maupun luka berat, hanya 30 orang mengalami luka ringan, dan kerugian material pun turun menjadi Rp12,2 juta, dari sebelumnya Rp14,2 juta," urai Ahmad Zainuddin.

Iptu Zainuddin menyebut penurunan ini menunjukkan bahwa peningkatan penindakan memiliki dampak positif terhadap keselamatan berlalu lintas.

“Ada korelasi yang jelas antara banyaknya penindakan dengan menurunnya angka kecelakaan. Artinya, langkah ini cukup efektif,” tambahnya.

BACA JUGA:Operasi Patuh Semeru 2024 Berakhir, Polres Tulungagung Berhasil Tekan Angka Lakalantas

Polisi juga memanfaatkan momen Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) untuk memberikan sosialisasi dan edukasi lalu lintas kepada para pelajar. Hal ini dilakukan karena lebih dari 50 persen pelanggar dalam operasi kali ini adalah pelajar.

Penindakan terhadap pelajar pun tak selalu berupa tilang.

Polisi juga memberikan teguran dan edukasi langsung di lapangan agar tidak terjadi pengulangan di masa mendatang.

“Kami tidak semata-mata menindak, tapi juga memberikan pemahaman kepada para pelajar agar sadar pentingnya keselamatan berlalu lintas,” jelas IPTU Ahmad Zainuddin.

BACA JUGA:Di Tulungagung, Ribuan Pelanggar Lalin Terjaring Operasi Patuh Semeru

Polisi juga mengimbau kepada para orang tua dan wali murid untuk lebih memperhatikan aktivitas berkendara anak-anaknya, terutama saat berangkat ke sekolah.

Warga diimbau memanfaatkan bus sekolah yang sudah menjangkau banyak wilayah, atau mengantar anak ke sekolah secara langsung, dibanding membiarkan mereka mengendarai motor sendiri padahal belum memenuhi syarat hukum. (fir/fai)

Kategori :