Sedentary Lifestyle, alias Penyakit Duduk

Rabu 27-05-2020,16:23 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Happy, Healthy, Wealthy (3)
  Ganti channel TV pakai remote. Nyalakan AC pakai remote. Panggil asisten, pencet bel. Lihat kantor pakai CCTV tersambung HP Turun dari mobil tepat di depan gerbang. Coffee break, lihat HP. Lalu kembali ke laptop. Lalu ke HP lagi, Bayar listrik pakai HP, Pesan cendhol dawet pakai HP The world is in your hand. Kata Telkom. Sangat benar. Tapi, kapan geraknya? Kapan mengangkat pantatnya? Kapan berdirinya? Kapan berjalannya? Bahayakah? Sangat. Karena itu dinamakan "sitting disease", penyakit kebanyakan duduk. Riset menunjukkan kebanyakan duduk alias kurang gerak menyebabkan daftar penyakit mengerikan ini: jantung, diabetes, kanker dan hampir pasti obesitas, kegemukan. Itulah gaya hidup manusia zaman now: sedentary lifestyle. Padahal, Allah menciptakan kita berkaki, tak hanya berpantat. Maksudnya, untuk jalan, untuk gerak, bukan hanya untuk duduk. "Human beings evolved as a walking entity, exploring the world on our feet," kata James Levine, MD, penulis Move a Little, Lose a Lot. "Manusia itu makhluk berjalan, mengeksplorasi dunia dengan kakinya," katanya. "Keanehan terbesarnya, kini mereka terperangkap di kursinya," lanjut dr Levine yang terus berjalan di treadmilnya saat diwawancarai. Inilah delapan nasehatnya: 1. Get NEAT. Singkatan dari non-exercise activity thermogenesis. gerakkan tubuh meski bukan olah raga. Jadi semacam stretching, putar-putar badan. Lakukan setiap satu jam sekali. 2. Gerakkan kaki saat istirahat siang misalnya jalan kaki atau pakai tangga saat cari makan siang dan sholat Dhuhur. 3. Friday email-free. Tak ada email tiap Jumat. Sebagai gantinya, datangi temanmu. 4. Berdirilah karena lebih banyak menggerakan otot daripada posisi duduk 5. Atur kembali ruang kerjamu. Jauhkan dispenser dari ruanganmu, begitu juga tempat sampah. 6. Akhiri harimu dengan gerak. Misalnya, jalan ke subway/MRT atau saat menuju rumah. 7. Tonton TV sambil berjalan di treadmill 8. Take a brisk (berjalan cepat) 15 menit. Di zaman covid sekarang ini, olah raga menjadi sesuatu yang absolut. Ganti sedentary lifestyle, gaya hidup kurang gerak, menjadi gaya hidup penuh gerak. Sedikit-sedikit gerak. Bukan gerak sedikit-sedikit. Selain olah raga wajib pada pagi hari, kita tambahi jalan kaki ke tempat ibadah, saat makan siang, buang sampah dan temui kolega di ruangan sebelah. Itulah cara terbaik melawan covid 19, meningkatkan imunitas tubuh dengan olah raga. Ganti duduk, duduk, duduk, dengan gerak, gerak, gerak! 27 Mei 2020 Oleh: Ali Murtadlo Presented by: Kabar Gembira Indonesia (KGI) http://kabargembiraindonesia.com/
Tags :
Kategori :

Terkait