Lantik Pejabat Kemenag, Menag Soroti Keteladanan, IT dan Spirit Ekoteologi

Selasa 01-07-2025,08:23 WIB
Reporter : Muhammad Ridho
Editor : Muhammad Ridho

JAKARTA, MEMORANDUM.CO.ID - Menteri Agama Nasaruddin Umar melantik 45 pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) dan Pejabat Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama atau setingkat Eselon II di lingkungan Kementerian Agama, Pelantikan berlangsung di Aula Kantor Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin 30 Juni 2025.

Menag mengingatkan agar momentum pelantikan dijadikan sebagai ruang perubahan.

“Sekarang zaman perubahan. Jika kita tidak bisa berubah, maka zaman akan melintasi kita,” katanya.

BACA JUGA:Pentingnya Pencatatan Nikah Resmi, Menag: Negara Hadir Jamin Hak Warga


Mini Kidi--

Ia menambahkan bahwa waktu adalah tantangan terbesar bagi pejabat. “Manakala kita merasakan 24 jam itu tidak cukup, itu berarti kita menjadi manusia produktif,” pesan Menag

Menag menekankan pentingnya peran strategis para rektor sebagai teladan, tidak hanya di lingkungan kampus, tetapi juga di tengah masyarakat. “Jadilah kekuatan pembelajaran yang sangat kuat di lingkungan kampus,” tegasnya.

Ia mendorong para pimpinan PTKN untuk berani berpikir berbeda dan melakukan inovasi selama tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku.

“Seorang rektor itu harus berani berpikir lain sepanjang tidak bertentangan dengan aturan dan perundang-undangan. Go ahead, jalankan. Tampil beda dengan para pendahulunya, dalam artian yang positif,” tambahnya.

BACA JUGA:Menag Ajak Gen-Z Jadi Pemimpin Masa Depan

Kepada para kepala biro, Menag berpesan untuk menjadi rujukan penting dalam pengelolaan administrasi dan birokrasi.

“Berani katakan ‘tidak’ kepada pimpinannya, jika itu bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan. Dan beri motivasi kepada rektor manakala ada yang stagnan,” tuturnya.

Ia menegaskan pentingnya penguasaan teknologi informasi di era digital.

“IT sekarang ini adalah kekuatan yang luar biasa. Di mana ada laptop, di mana ada jaringan, maka tidak mustahil seseorang bisa lebih pintar daripada orang di pusat kota. Tidak ada lagi batas desa atau kota dalam ilmu pengetahuan,” jelasnya.

BACA JUGA:Menag Inginkan Pesantren Jadi Pilar Transformasi Pendidikan Masa Depan

Kategori :