A Blue Marked Disc (Director : Ayyub Basya) - Indonesia
Moerija (Animasi) (Director : Diandra Nayla Rasyif, Muhammad Fakhruzzaky Al Hariz, Bernessa Egalita Adli Buwana) - Indonesia
Saka Suwung (Director : Muhammad Asrul Mufadlol) - Indonesia
Ruined (Director : Joseph Stephen Sharp) - United Kingdom
BACA JUGA:Enam Tokoh Bakal Terima Penghargaan PWI Jombang Award 2025
Sementara itu, kategori kompetisi fiksi menampilkan keragaman budaya lewat karya dari Bangladesh, Iran, Turki, India, dan Indonesia. Beberapa film unggulan yang diputar di antaranya:
Pencatat Rindu yang Datang di Tengah Malam (Director : Wisnu Surya Pratama) - Indonesia
A Cat Can Look At a King (Director : Deris Muhamad) - Indonesia
Whisper of The Ink (Director :Ishtiyaj Ahmad Zinad) - Bangladesh
Two Slaps (Director : Kianoush Eslami) - Iran
Life Goes On (Director : Hümam Özkara) - Turkey
A Deal (Director : Ajay Kannaujiya) - India
BACA JUGA:Prestasi Gemilang! Polres Jember Sabet Penghargaan IKPA 2024 dengan Nilai Sempurna
Selain penayangan film di XXI, terdapat juga 4 sesi Open Air Cinema yang digelar dengan tema “The People’s Echo”, “The Missing Space”, “Erratic Identity”, dan “Boundless Bridges”.
Pemutaran film di open air ini menyuguhkan karya-karya sineas dari berbagai negara seperti Indonesia, Kenya, India, Uzbekistan, Iran, Swiss, Kanada, dan China.
Tidak hanya pemutaran film, CFF 2025 juga menghadirkan berbagai Fringe Events yang terbuka untuk umum, seperti Cangkruk Cuy, Storytelling Wall, AI Voice Cloning, hingga pertunjukan panggung langsung.