SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Minimnya pengunjung di sentra wisata kuliner (SWK) di Surabaya tidak menyurutkan semangat Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan (Diskopdag) Surabaya untuk berinovasi.
BACA JUGA:SWK Ikan Duyung Diisi 17 Pedagang Bersertifikasi Halal
Sebagai upaya meningkatkan daya tarik dan kunjungan, diskopdag berkolaborasi dengan lurah dan camat untuk menyelenggarakan pelatihan bagi para pedagang. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas kuliner di SWK agar mampu bersaing dengan layanan pesan antar makanan online seperti GoFood.
Mini Kidi--
Kepala Diskopdag Surabaya, Dewi Soeriyawati, menjelaskan pendampingan berkelanjutan akan dilakukan oleh lurah dan camat, bukan hanya di satu lokasi, tetapi di berbagai SWK. Upaya merger SWK yang sepi juga telah dilaporkan ke Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Surabaya.
BACA JUGA:Komitmen Dukung Ekonomi Kerakyatan Surabaya, Wali Kota Resmikan SWK Ikan Duyung
"Namun, kendala jarak tempuh antara rumah pedagang dan lokasi SWK yang baru menjadi pertimbangan, karena dikhawatirkan pedagang akan kembali ke lokasi semula," kata Dewi.
BACA JUGA:Buleks Soroti Masa Depan SWK Surabaya: Perlu Regulasi dan Inovasi Agar Tak Mati Suri
Oleh karena itu, pelatihan memasak menjadi solusi utama. "Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas masakan pedagang agar tetap menarik minat pembeli, meskipun setelah pelatihan selesai," imbuh Dewi.
BACA JUGA:50 Persen SWK di Surabaya Masih Sepi, Pemkot Siapkan Langkah Strategis
Hasil masakan setelah pelatihan akan dibandingkan dengan makanan dari layanan GoFood untuk memastikan peningkatan kualitas yang signifikan. Program pelatihan berkelanjutan ini menjadi tantangan dan komitmen Diskopdag Surabaya untuk terus meningkatkan daya saing.
BACA JUGA:Sepi Pengunjung, SWK Kalimas Timur Merana
"Kalau masakan hasil pelatihan sudah enak nanti akan dibandingkan makanan dengan GoFood," pungkas Dewi. (rio)