Belajar dari Ketinggian: Filosofi Mendaki Ala Pengacara Noldy Wuisan

Kamis 08-05-2025,21:17 WIB
Reporter : Alif Bintang
Editor : Ferry Ardi Setiawan

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Di balik argumentasi hukum yang tajam, tersembunyi jiwa petualang dalam diri seorang pengacara asal Surabaya, Noldy F Wuisan.

BACA JUGA:Kisah Pendaki Gunung Riski Wahyu Efendi, dari Puncak Penanggungan ke Kebersamaan Rinjani

Kesibukannya menangani berbagai kasus hukum ternyata tak menghalanginya untuk menyalurkan hobi yang cukup ekstrem. Yakni, mendaki gunung.


--

Noldy, yang dikenal sebagai sosok humanis dan gigih di ruang sidang, mengaku bahwa mendaki gunung memberikan keseimbangan yang penting dalam hidupnya.

BACA JUGA:Aktivitas Gunung Semeru Meningkat, Warga Dimnta Tetap Tenang dan Patuhi Aturan Keselamatan

"Naik gunung bagi saya adalah upaya untuk menyegarkan pikiran, melepaskan penat, dan mencari suasana yang berbeda setelah melalui rutinitas yang padat," ujarnya, Kamis, 8 Mei 2025.

Hobi mendaki gunung Noldy bukan sekadar iseng belaka. Dia memang menggemarinya. Bahkan dalam sebulan bisa sampai 2x mendaki.

Menurut Noldy, setiap gunung memiliki karakternya masing-masing. Ada yang menyuguhkan pemandangan yang luar biasa, ada yang memiliki rute terjal dan menantang, serta ada pula yang tampak megah dengan ketinggiannya.

“Dari semua pendakian gunung yang telah saya lalui, semua memberikan pengalaman yang berbeda dan tak terlupakan," terang Noldy dengan antusias.

Lebih lanjut, Noldy mengungkapkan bahwa mendaki gunung mengajarkan banyak hal yang juga relevan dengan profesinya sebagai pengacara.

"Di gunung, kita belajar tentang perencanaan yang matang, ketahanan mental, kerja sama tim, dan pantang menyerah. Semua itu juga menjadi modal penting dalam menghadapi kompleksitas dunia hukum," tandas pakar hukum kepailitan dan PKPU ini. (bin)

Kategori :