SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Wisma Jerman di Jalan Taman AIS Nasution nomor 15, Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng, Surabaya, menjadi saksi acara penting bertajuk The Silent River, yang digelar dalam rangka mengenang 50 tahun tragedi kematian ikan massal di Kali Surabaya.
BACA JUGA:Wujud Rasa Syukur, Masyarakat Stren Kali Surabaya Ritual Larung Sungai di Jagir
Acara ini diselenggarakan Aliansi Komunitas Penyelamat Bantaran Sungai (AKAMSI) sebagai bentuk refleksi mendalam terhadap kondisi Kali Surabaya yang kini semakin kritis, Kamis 24 April 2025.
--
Acara dibuka dengan sambutan dari Prigi Arisandi, yang menjelaskan bahwa Kali Surabaya adalah sungai yang Meski terlihat tenang, sungai ini menyimpan banyak cerita pilu akibat pencemaran dan pengabaian manusia.
BACA JUGA:Tambangan Kali Surabaya Tidak Lekang Oleh Waktu
“Kami ingin menciptakan ruang dialog bersama untuk melihat lebih dekat kondisi Kali Surabaya, sungai ini penting bagi kehidupan masyarakat Surabaya, namun sering kali dilupakan,” ujar Prigi.
Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya Kali Surabaya sebagai sumber kehidupan.
BACA JUGA:Empat Kali Surabaya Terima Penghargaan Kota Layak Anak Kategori Utama
“Kalau kita tidak segera bertindak, ikan-ikan yang tersisa akan punah,” tambah Prigi.
Selain itu, acara ini juga menyoroti dampak negatif dari penggunaan produk perawatan pribadi yang mengandung mikroplastik.
“Untuk menjaga Kali Surabaya tetap lestari, kita harus mengurangi penggunaan scrub dan produk glowing,” ujar Prigi.
BACA JUGA:Bantaran Kali Surabaya Jadi Tempat Pembuangan Sampah
Diskusi antarnarasumber menjadi inti dari acara hari pertama, dengan narasumber kompeten seperti Musdiyanto Muhti dari BBWS Brantas, Teguh Bayu Aji dari Perum Jasa Tirta I, Nanang Widyatmoko dari PDAM Surya Sembada, dan Srifatunningsih dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya.
Alaika Rahmatullah, Koordinator Aliansi Komunitas Penyelamat Bantaran Sungai (AKAMSI), menyampaikan pada Jumat 25 April 2025, acara akan dilanjutkan dengan nobar (nonton bareng) film dokumenter yang mengungkap bagaimana industri membuang limbah ke sungai pada malam hari.