SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Perjalanan spiritual Nuke Irma, perempuan asli Gubeng, Surabaya tentang bagaimana cinta dan hidayah dapat bertemu. Sebelum bertemu jodohnya, Rizal, Nuke menganut agama Kristen.
BACA JUGA:Pemuda Islam Abangan Bingung Hendak Nikah vs Mualaf
Mini Kidi--
Namun, pertemuan tersebut menjadi titik balik yang mengubah hidupnya selamanya. Kini memiliki cerita mualaf yang penuh hikmah.
Pada tahun 2005, setelah bertemu dan mengenal lebih dekat Rizal, Nuke merasakan ketertarikan yang mendalam pada agama Islam. Hidayah pun datang, membimbingnya untuk memeluk agama baru ini.
Sejak saat itu, perjalanan spiritualnya dimulai. Ia tekun belajar mengaji, menunaikan salat, dan perlahan memahami ajaran-ajaran Islam.
BACA JUGA:Penolak Syariat Islam Terjebak Jadi Mualaf Penikmat Syariat (4)
Lima tahun setelah menjadi mualaf, tepatnya pada tahun 2010, Nuke mendapatkan perkembangan. Dia pun akhirnya mantap mengenakan jilbab. Meskipun merasa belajar mengaji terlalu lama, ia bersyukur tidak menunda keputusan penting ini.
Keputusan berhijab menjadi simbol komitmennya yang semakin kuat dalam menjalankan ajaran Islam.
Nuke merasakan dampak positif yang signifikan dalam hidupnya setelah memeluk Islam. Ia merasa hidupnya menjadi lebih teratur dan terarah, jauh dari keraguan. Ajaran Islam memberikan panduan yang jelas dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari mengatur waktu ibadah hingga etika berinteraksi sosial.
BACA JUGA:Penolak Syariat Islam Terjebak Jadi Mualaf Penikmat Syariat (3)
Hal ini menciptakan rasa kedamaian dan ketenangan batin yang sebelumnya mungkin tidak ia rasakan. Ia merasa memiliki pedoman hidup yang komprehensif, mengurangi keraguan dan kebimbangan dalam pengambilan keputusan.
Proses belajar Alquran dan mendalami ajaran Islam telah mendorong perkembangan pribadi Nuke. Ia menjadi lebih disiplin, sabar, dan tekun. Memeluk Islam telah meningkatkan rasa syukur Nuke terhadap nikmat yang diberikan Allah SWT. Ia merasa lebih menghargai kehidupan dan segala isinya.
"Jadi kita membuka mata, jadi aktivitas membuka hingga menutup mata sudah diatur oleh agama. Dan hidup itu tidak ada keragu-raguan. Semuanya ada peraturan dan jelas. Mejadikan hidup lebih enak," ujar perempuan kelahiran Surabaya tahun 1982.
BACA JUGA:Penolak Syariat Islam Terjebak Jadi Mualaf Penikmat Syariat (2)