Petani Kopi Sumadi Makin Berkembang, Ini Peran BI Malang

Minggu 15-12-2024,19:53 WIB
Reporter : Muhamad Hidayat
Editor : Ferry Ardi Setiawan

PASURUAN, MEMORANDUM.CO.ID - Petani kopi yang tergabung pada Kelompok Tani (Poktan) Organik Sumber Makmur Abadi (Sumadi) semakin sejahtera. Ini seiring dengan berkembangnya usaha produksi kopi yang diminati penikmat kopi luar negeri.

Deputi KPw BI Malang Dedi Prasetyo mengapresiasi semangat Poktan Sumadi yang menjadi binaan BI sejak 2018. 

“Terakhir yang kami lakukan adalah menyasar pasar ekspor kopi Sumadi,” jelasnya saat Diseminasi Perkembangan Ekonomi Terkini oleh KPw BI Malang, Sabtu 14 Desember 2024.

Kerja keras Poktan Sumadi ini telah menorehkan prestasi pada 2024, yaitu penghargaan tingkat nasional dari Kementrian LHK dan juara II Lomba Wana Lestari dari Pemprov Jatim.

BACA JUGA:Kopi Sumadi Binaan BI Tembus Pasar Luar Negeri

Disebutkan, BI Malang juga membina petani kopi di wilayah kerjanya, seperti yang dilakukan pada petani di Kota Batu dan daerah lain. 

Ketua Poktan Sumadi, Nur Hidayat mengaku perkembangan usahanya ini tidak lepas dari pembinaan yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Malang sejak 2018. 

BI Malang telah meningkatkan kompetensi petani agar lebih maju. Yaitu, melakukan pembinaan terkait dengan digital marketing dan manajemen keuangan. Selanjutnya, melakukan penguatan prasarana yang diantaranya dalam bentuk bantuan greenhouse.

“Sebelumnya kami diberikan pembinaan, selain bantuan prasarana berupa greenhouse ini,” ucap Nur Hidayat bersyukur saat menyambut kunjungan rombongan KPw BI Malang di kebun kopi Poktan Sumadi, Jumat 13 Desember 2024.

Nur Hidayat mengaku pembinaan digital marketing mampu meluaskan pasar kopi Sumadi yang berdampak pada peningkatan pendapatan. Begitu pula, pembinaan managemen keuangan yang mengedukasi petani sehingga mampu mengembangkan usaha yang lebih baik. 

Pembinaan ini tentunya lebih menguatkan produktivitas yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat di sekitar lahan pengelolaan. Saat ini, banyak warga desa setempat yang melakukan aktivitas penanaman pohon kopi hingga pada tahap produksi.

Nur Hidayat menyampaikan ilmu pengetahuan yang dimiliki Poktan Sumadi ini ditularkan ke petani kopi lain yang melakukan aktivitas serupa di kawasan Lereng Gunung Arjuno. 

“Ini (sistem Poktan Sumadi, red) telah diduplikasi (ditiru, red) di desa lain, ada sekitar sekitar 1.500 petani,” terangnya.

Pengelolaan kopi ini berdampak pada peningkatan kesejahteraan dan membuka lapangan pekerjaan utamanya bagi warga desa yang berada di kawasan ini. 

“Ini telah menyerap tenaga kerja lintas umur. Di desa saya ini saat ini tidak ada yang menganggur,” tutur Nur Hidayat.

Kategori :