Warga Resah Ratusan Ton Gypsum dari Oman Ditimbun di Pelabuhan DABN

Kamis 12-12-2024,14:02 WIB
Reporter : Eko Hardianto
Editor : Fatkhul Aziz

PROBOLINGGO, MEMORANDUM.CO.ID - Ratusan ton gypsum diimpor dari negeri Oman datang di Pelabuhan Delta Artha Bahari Nusantara (DABN) Kota Probolinggo. Kabarnya, benda mirip bebatuan kapur itu didatangkan PT. Semen Imasco Asiatic untuk bahan baku semen.

Belum ada keterangan resmi manajemen DABN kapan pastinya bongkar-muat gypsum. Hanya saja, sejumlah foto didapat memorandum, Kamis 12 Desember 2024 pagi, mengkonfirmasi jika benda tersebut ditimbun begitu saja di tempat terbuka di areal DABN.

Tak hanya itu. Belakangan juga muncul berbagai spekulasi. Masyarakat lingkungan DABN menduga, gypsum dari Oman itu limbah pabrik sengaja dibuang di Indonesia. Hingga dugaan paling ekstrem jika gypsum mengandung bahan beracun berbahaya. 

BACA JUGA:PPP Mayangan Belum Bersertifikat, Bisnis di Pelabuhan Tanpa HPL

Asnawi, misalnya, mengaku khawatir jika gypsum itu larut karena hujan dan mencemari lingkungan sekitar Pelabuhan DABN. Sementara laut sangat berarti bagi nelayan.

“Kita mencari ikan. Ikan kami jual untuk menyambung hidup. Kalau lautan tercemar, ikan dikonsumsi masyarakat bisa berbahaya,” katanya.

Selain Asnawi, ada Fatur, Herman, Sujak, dan Marwi. Mereka semua sebagian saja dari ratusan nelayan yang tinggal tak jauh dari DABN. Yakni di kawasan Kelurahan/Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo.

BACA JUGA:Kapal Ikan di Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan Diduga Jadi Pasar Solar Ilegal

“Kalau misalnya ada bahaya kandungan gypsum, kami akan demo ke Pemkot Probolinggo. Itu kan gypsumnya ditimbun begitu saja di halaman DABN. Kalau larut ke laut, ikan bisa-bisa pada ndak laku kami jual. Warga takut mau beli ikan,” imbuh Fatur diamini Herman, Sujak dan Marwi. 

Sementara itu, Yoga, dari PT. Semen Imasco Asiatic, tak menjawab ketika ditanya soal kandungan gypsum. Ia hanya mengatakan gypsum-gypsum tersebut benda alami.

“Dapat nomor saya dari siapa? Itu gypsum alam. Bukan termasuk B3. Bapak cari sendiri ya. Banyak referensi di internet (tentang gypsum alam red),” singkatnya saat dihubungi beberapa waktu lalu.

BACA JUGA:Tak Ada HPL, Lahan Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan Status Quo, Investor Khawatir Diusir

Mengutip laman Global Press Journal, para ahli medis mengatakan, gypsum mengakibatkan gangguan pernafasan. Dijelaskan dalam website berbahasa inggris itu, gangguan terjadi karena debu yang dihasilkan saat gypsum diekstraksi.

“Biasanya kami menemukan batuk dan gangguan terkait lainnya seperti pilek dan bersin di antara orang-orang yang tinggal di daerah tempat penambangan gypsum. Hal ini disebabkan oleh debu yang ada akibat penambangan gypsum,” kata Dr. Malik Abdul Rashid, mantan Wakil Direktur Direktorat Pelayanan Kesehatan di Kashmir.

Bahkan klaim para aktivis lingkungan menyatakan, Sungai Jhelum, di Kashmir, dekat lokasi penambangan gypsum dikabarkan sudah tercemar. Sementara sebagian besar penduduk menggunakan air tersebut untuk minum, mencuci, dan keperluan rumah tangga lainnya tanpa penyaringan.(ekh)

Kategori :