SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Tiga kali wacana aksi demonstrasi di kantor Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VII Jatim berujung batal. Termasuk rencana unjuk rasa yang digaungkan Forum Mahasiswa Merdeka Surabaya (FMMS) pada Rabu, 11 Desember 2024.
Kegagalan aksi demo ini pun menuai sorotan internal LLDIKTI VII Jatim. Wacana demo dinilai kesannya hanya untuk menakut-nakuti. Bahkan diduga massa aksi yang hendak menyuarakan aspirasi itu 'masuk angin'.
BACA JUGA:Langgar Kode Etik, Petinggi LLDIKTI VII Jatim Dicopot
"Ormas yang hendak demo ini mungkin hanya main-main, cuma gertak sambal saja. Mungkin mereka ini massa pesanan, lalu batal aksi karena masuk angin," tandas MY, pegawai LLDIKTI VII Jatim yang enggan disebutkan namanya.
Seperti diketahui, total ada 3 wacana demo tertuju ke kantor lembaga layanan pendidikan di Jalan Dr Ir H Soekarno Nomor 177 itu.
Pertama, wacana demo pada Rabu, 21 Agustus 2024 oleh Paguyuban Aktivis Jawa Timur. Akan tetapi gagal dilaksanakan.
Selanjutnya, Paguyuban Aktivis Jawa Timur kembali mengagendakan demo pada Rabu, 4 September 2024. Namun lagi-lagi batal.
BACA JUGA:Hak Jawab Prof Dr Khoirul Huda, Ada Dugaan Keterlibatan Asesor UHT dengan Petinggi LLDIKTI VII Jatim
Dan yang ketiga oleh Forum Mahasiswa Merdeka Surabaya (FMMS) pada Rabu, 11 Desember 2024. Yang kemudian batal terlaksana.
Disinggung mengenai batalnya aksi akibat masuk angin, Rafi Pratama Irawan selaku korlap FMMS membantah.
Menurutnya, waktu untuk menggelar aksi terlalu mepet. Selain itu, pihaknya juga masih mengumpulkan bukti.
"Hari ini dibatalkan mengingat mepetnya waktu. Proses, konsolidasi lebih besar. Dan masih mengumpulkan bukti untuk kasus baru berkaitan dengan (beasiswa) KIP," tandasnya.
Berdasarkan informasi yang diterima Memorandum, ketiga aksi demonstrasi tersebut berkaitan dengan dugaan jual-beli jabatan guru besar (gubes). Diduga petinggi LLDIKTI VII Jatim ikut bermain dalam kepengurusan gubes. (bin)