Catatan: Eko Yudiono, Wartawan Memorandum
Pilwali Surabaya 2024 menyajikan cerita unik dalam sejarah pemilihan kepala daerah di Indonesia. Pasangan Eri Cahyadi dan Armudji, atau dikenal sebagai "Erji," berhasil meraih kemenangan mutlak dengan perolehan suara sebesar 85,77 persen berdasarkan hasil quick count.
Fakta menariknya, lawan mereka adalah kotak kosong, sebuah fenomena yang juga terjadi di daerah tetangga, Gresik. Namun, kemenangan besar ini bukan semata-mata kebetulan.
Keputusan warga Surabaya memilih Erji mencerminkan kecerdasan politik masyarakat yang matang. Mantap! Di tengah masyarakat yang heterogen, Erji mampu menempatkan posisi yang pas dan tepat. Wow!
Mengapa Warga Surabaya Memilih Erji? Eri Cahyadi, sebagai Wali Kota petahana, telah menunjukkan kinerja yang memuaskan selama masa kepemimpinannya.
Didukung oleh Armudji sebagai Wakil Wali Kota, pasangan ini melanjutkan banyak program progresif yang dinilai berhasil menjawab kebutuhan masyarakat Surabaya.
Mulai dari pembangunan infrastruktur modern, layanan kesehatan yang lebih inklusif, hingga pengelolaan birokrasi yang transparan, Eri Cahyadi dianggap telah memberikan hasil nyata yang dirasakan langsung oleh warga,
Salah satu kekuatan Erji adalah visi mereka yang fokus pada keberlanjutan program jangka panjang. Masyarakat Surabaya cenderung mendukung pemimpin yang mampu menjaga kesinambungan proyek-proyek besar, seperti revitalisasi kawasan kota, pengembangan ekonomi kreatif, dan perluasan ruang terbuka hijau.
Dalam hal ini, Erji menawarkan stabilitas yang dibutuhkan untuk melanjutkan agenda pembangunan kota.
Didukung oleh koalisi partai besar, pasangan ini memiliki mesin politik yang solid dan berpengalaman. Dengan jaringan hingga tingkat akar rumput, kampanye Erji tidak hanya berfokus pada visi-misi, tetapi juga mendekatkan diri kepada masyarakat.
Pendekatan ini terbukti efektif dalam membangun kepercayaan dan memastikan tingkat partisipasi pemilih yang tinggi.
Kemenangan melawan kotak kosong juga menunjukkan kecerdasan masyarakat dalam memahami pentingnya sebuah kepemimpinan.
Surabaya, sebagai kota metropolitan kedua terbesar di Indonesia, memiliki tantangan besar yang memerlukan figur pemimpin berpengalaman.
Dengan tidak memilih kotak kosong, warga Surabaya memastikan roda pemerintahan terus berjalan dengan pemimpin yang sah.
Pilwali dengan lawan kotak kosong sering kali dianggap sebagai anomali demokrasi. Namun, dalam kasus Surabaya, ini lebih mencerminkan kepercayaan besar masyarakat terhadap Erji.