Siswa Jadi Sasaran Empuk Terorisme Global

Rabu 13-11-2024,14:19 WIB
Reporter : Oskar Rio
Editor : Fatkhul Aziz

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Intoleransi dan radikalisme yang semakin meningkat di Indonesia menjadi ancaman serius.  Jika berujung pada aksi terorisme, dampaknya akan menjadi bencana sosial yang membutuhkan penanganan dan pemulihan yang panjang dan mahal.

Oleh karena itu, upaya pencegahan dan mitigasi harus dilakukan secara cepat dan tepat.  Hal ini ditekankan dalam acara sosialisasi "Membangun Sinergitas untuk Melindungi Anak Bangsa dari Bahaya Intoleransi dan Radikalisme" yang digelar Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur di Gedung Sawunggaling, Pemkot Surabaya, Rabu, 13 November 2024.

BACA JUGA:9 Napi Terorisme Ikrar Setia NKRI 

Acara yang dibuka oleh Pj. Wali Kota Surabaya, Restu Novi Widiani, ini dihadiri para guru SD dan SMP se-Surabaya.  Restu Novi Widiani menekankan pentingnya pemberdayaan perempuan dan anak dalam memahami intoleransi dan radikalisme.  Ia juga mengingatkan para guru untuk selalu mengingatkan siswa agar waspada terhadap ancaman terorisme di media sosial.

Sebagai narasumber, hadir Prof. Dr. Hj. Husniyatus Salamah Zainiyati (Guru Besar Pendidikan UIN Sunan Ampel) dan Prof. Dr. Hj. Hesti Armiwulan, S.H., M.Hum. (Ketua FKPT Jatim dan Guru Besar Hukum Ubaya).  Acara dimoderatori oleh Dra. Hj. Faridatul Hanum, M.Kom.I (Kabid Perempuan dan Anak FKPT Jatim).  Diskusi yang interaktif antara narasumber dan peserta membuat acara ini semakin bermakna.

BACA JUGA:7 Lapas Jawa Timur Terima Pelimpahan 23 Narapidana Terorisme

Kecenderungan sikap intoleransi dan radikalisme harus dengan cepat dan tepat diatasi. Mengingat dampaknya menjadi bencana sosial, bila berujud aksi terorisme. 

Pelbagai ikhtiar mitigasi, baik penanganan maupun pasca kasus. Sehingga, membutuhkan dana dan waktu yang cukup menyita perhatian. 

"Di sinilah pentingnya pemberdayaan perempuan dan anak dalam memahami masalah intoleransi dan radikalisme. Para guru, di antaranya harus mengingatkan kepada siswa agar selalu mewaspadai ancaman terorisme saat mengakses media sosial (medsos), " tutur Pj. Wali Kota Surabaya, Restu Novi Widiani. 

BACA JUGA:Cegah Ekstremisme dan Terorisme, Polda Jatim Jalin Kerjasama dengan BNPT

Sementara itu, Prof. Hesti Armiwulan, yang juga mantan Komisioner Komnas HAM,  mengingatkan betapa rentannya siswa terhadap perekrutan kelompok terorisme global. 

"Di permukaan terlihat aman, tetapi di bawah permukaan, generasi muda selalu menjadi sasaran empuk untuk direkrut," ujarnya. 

Ia menambahkan,  situasi akan lebih berbahaya jika tenaga pendidik sendiri yang terpapar paham radikalisme. (rio)

Kategori :