SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Suasana terasa berbeda bagi Bima Rafsanjani Rafid saat dilantik menjadi anggota DPRD Jawa Timur periode 2024-2029.
Di usia 22 tahun, Bima Rafsanjani Rafid mencatat sejarah. Mahasiswa jurusan Sosiologi Politik Universitas Brawijaya (UB) Malang ini resmi dilantik oleh Kepala Pengadilan Tinggi bersama 119 orang lainnya sebagai anggota DPRD Jawa Timur periode 2024-2029.
Sebagai mahasiswa semester 8, terjun ke dunia politik bukanlah hal yang mudah. Apalagi menjadi wakil rakyat. Namun, Bima mengambil langkah besar dengan keberaniannya.
BACA JUGA:Ketua Pengadilan Tinggi Surabaya Pimpin Pengambilan Sumpah 120 Anggota DPRD Jatim
Tak hanya termuda, Bima juga membawa harapan baru bagi generasi muda di wilayah pemilihannya: Banyuwangi, Situbondo, dan Bondowoso.
“Awalnya, saya terjun ke politik atas dorongan teman-teman organisasi di kampus. Saya masih mahasiswa, dan waktu itu belum terpikirkan akan sampai ke titik ini,” kenang Bima, Sabtu 31 Agustus 2024.
BACA JUGA:Pemkab Malang Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas Pelantikan Anggota DPRD Kabupaten Malang
Sebagai putra Sumail Abdullah anggota DPR RI, menjadikan Bima sudah akrab dengan dinamika politik sejak kecil. Namun, hal itu bukan alasan utama yang mendorongnya untuk maju.
Baginya, melihat kondisi demokrasi Indonesia yang sedang berkembang, serta bonus demografi yang didominasi oleh pemilih muda, menjadi faktor penting yang membuatnya tertarik.
“Generasi muda sekarang punya kekuatan besar. 60 persen pemilih adalah Gen Z dan milenial. Saya merasa bahwa suara mereka harus diwakili oleh orang yang mengerti dan sefrekuensi,” ujar Bima.
Dengan visi yang jelas dan komitmen untuk mewakili aspirasi anak muda, Bima maju sebagai caleg dari Partai Gerindra untuk Dapil Jatim 4. Tak disangka, ia berhasil meraih 78.656 suara, melampaui ekspektasinya sendiri.
“Kemenangan ini bukan hanya karena saya, tapi karena banyaknya dukungan dari anak-anak muda yang ingin perubahan. Saya merasa sangat beruntung dan bersyukur,” tambahnya.
Sebagai anggota DPRD termuda, Bima menyadari bahwa tanggung jawabnya sangat besar. Salah satu fokus utamanya adalah pemberdayaan pemuda, terutama terkait masalah sulitnya mencari pekerjaan.