JOMBANG, MEMORANDUM - Terobosan dilakukan oleh dua Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemerintah Kabupaten Jombang guna mengantisipasi lonjakan harga kebutuhan pokok. Dua BUMD plat merah tadi masing-masing yakni PT. BPR Bank Jombang, serta PD. Aneka Usaha Seger. Tak tanggung-tanggung, untuk meringankan beban masyarakat Kota Santri seiring naiknya harga kebutuhan. Kolaborasi apik antar keduanya direncanakan hingga bulan Januari 2025 mendatang.
“Terobosan kami lakukan untuk menekan tingginya angka inflasi akibat naiknya harga kebutuhan pokok. Peran kami di sini, yakni memberikan subsidi terkait intervensi harga,” papar Direktur Utama PT. BPR Bank Jombang Perseroda, Afandi Nugroho, Minggu 18 Agustus 2024.
Dijelaskan olehnya, aksi turun gunung yang dilakukan oleh 2 BUMD bukan tanpa alasan. “Pertimbangan utama kami melakukan intervensi harga kebutuhan pokok lantaran hal tersebut pasti berdampak pada masyarakat. Dalam artian, dipastikan bakal membebani mereka apabila harga kebutuhan terlalu tinggi,” jelasnya.
Kendati tidak semua komoditi, lanjut Direktur Bank Jombang, saat ini harga kebutuhan yang nomilnalnya cukup signifikan yakni minyak goreng. Mengantisipasi hal itu, keluarlah kebijakan untuk memberikan subsidi.
BACA JUGA:Rayakan Usia ke-39, Perumda Aneka Usaha Seger Launching Jempolan
“Sebagaimana kita ketahui bersama, saat ini harga minyak goreng mencapai Rp. 17.000 per liter. Harga tersebut sudah tentu terjadi selisih dengan harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan oleh pemerintah,” lanjut pria kelahiran Lamongan tersebut.
Seiring kebijakan yang dikeluarkan tadi, Bank Jombang berharap agar masyarakat tidak terbebani dengan selisih harga yang terjadi. Output paling utama, target untuk mengendalikan inflasi bisa dilakukan. “Tujuan utama kami mengeluarkan kebijakan ini adalah mengendalikan inflasi. Seiring target tadi, prioritas kami di angka nol persen,” tuturnya.
Bukan hanya sebatas kebijakan yang dilakukan sesaat, Bank Jombang memastikan jika program kolaborasi bakal dilakukan hingga pertengahan bulan Januari 2025 mendatang. “Prioritas kami nanti saat menjelang perayaan natal dan tahun baru (Nataru) inflasi masih bisa kita kendalikan. Berkenaan dengan hal itu, rencananya hingga pertengahan bulan Januari intervensi harga masih kami lakukan,” pungkas Afandi.
Dihubungi terpisah, Direktur Perumda Aneka Usaha Seger, Mohammad Nasir membeber jika ada beberapa jurus khusus yang disiapkan untuk melakukan intervensi harga minyak goreng. Salah satunya, melakukan akuisisi salah satu kios atau lapak di Pasar Pon. “Akuisisi atau pembinaan sudah kami lakukan di salah satu lapak yang ada di Pasar Pon. Dan disanalah pencatatan harga-harga kebutuhan pokok kami lakukan,” ujarnya.
BACA JUGA:Wow! Aset Perumda Aneka Usaha Seger Jombang dari Rp 2 Miliar Jadi Rp 27 Miliar
Diakui olehnya, untuk subsidi yang diberikan pada harga minyak goreng dilakukan oleh Bank Jombang. Sementara Aneka Usaha Seger, bertugas untuk penyaluran kepada masyarakat. “Kami sampaikan di sini jika yang memberikan subsidi adalah Bank Jombang. Sementara di kami, domainnya lebih ke arah penyaluran kepada masyarakat yang membutuhkan,” terangnya.
Sebagai contoh, ungkap Direktur Perumda Aneka Usaha Seger, saat ini tertera harga minyak goreng Rp. 16.500 – Rp. 17.000 per liter di pasaran. Oleh Bank Jombang, dikeluarkan subsidi sehingga masyarakat bisa membelinya cengan harga Rp. 15.000 per liter. “Harpa di pasar saat ini berkisar antara Rp. 16.500 – Rp. 17.000 per liter. Namun di kios kami masyarakat hanya membelinya di harga Rp. 15.000 per liter, setelah ada subsidi yang dikeluarkan oleh Bank Jombang,” bebernya.
Tiidak ditampik oleh Nasir, dari informasi oleh beberapa produsen minyak goreng bahwa pemerintah bakal berencana menetapkan HET minyak goreng di angka Rp. 15.700 per liter. Tapi dari harga itu, belum termasuk biaya distribusi dan lain-lain. "Namun sampai saat ini, hal tersebut belum juga direalisasikan. Dampaknya, produsen menunggu, sehingga berimbas pada tahapan produksi dan distribusi," ungkapnya.
Ditanya lebih jauh perihal penyebab naiknya harga komoditi minyak goreng, Perumda Aneka Usaha Seger menyebut jika daya distribusi terbatas. Sehingga opsi menaikkan harga harus dilakukan oleh distributor penyalur. “Daya angkut distribusi minyak goreng memang terbatas. Sehingga distributor penyalur harus menambahkan biaya ekstra sehingga berdampak pada HET,” tegasnya.
BACA JUGA:Perumda Aneka Usaha Seger Kembali Torehkan Prestasi Nasional, Raih Penghargaan BUMD Bintang 4