Diakuinya, masalah gangguan mental akan terus memiliki potensi meningkat seiring dengan keterbukaan sosial media yang sangat sulit kita filter saat ini.
Menurutnya, terlalu banyak konten-konten yang viral justru karena mempertontonkan aksi yang tidak sehat, seperti pornografi maupun kekerasan.
"Mungkin bagi kita dewasa, ini tampak biasa saja karena kita sudah mampu memilah. Tapi bagaimana dengan anak dan remaja yang saat ini berada dalam masa perkembangan mental? Mereka belum mampu melihat secara utuh mana hoaks dan realita, mana hiburan dan tontonan persuasif, serta sebagainya. Sehingga rentan merusak kesehatan mental," beber Ning Lia, sapaan karib Lia Istifhama.
Selain itu, lanjutnya, iklim sekolah meyenangkan tanpa perundungan, misalnya. Juga akan sangat efektif membentuk mental siswa yang mampu menjadi problem solver atas masalahnya sendiri, kuat menghadapi masalah, dan tidak rapuh atau mudah putus asa.
"Jangan sampai menjadi generasi strawberry yang tampak manis dan kreatif secara tampilan, namun saat ditekan sedikit, langsung rapuh,” pungkas Ning Lia. (bin)