“Ini perlu dilakukan. Intinya, kita ingin mewujudkan angkutan kota yang lebih baik," katanya.
Sementara itu, sejumlah pengemudi angkutan kota menyampaikan uneg-unegnya. Pengemudi jurusan MK, Khotib menjelaskan ada kawasan Rolak di Kecamatan Kedungkandang, yang bisa dipercantik sehingga memiliki potensi untuk meningkatkan pengunjung.
“Kalau bisa ada desa wisata maka akan banyak pengunjung dan banyak penumpang,” tuturnya.
BACA JUGA:Sempat Dipecat Rektor UNAIR, Prof BUS Resmi Dilantik Jadi Dekan FK
Dari jalur MM, Sulkan menyebutkan jumlah armada berkuran, kalau dulu ada sekitar 68 unit kini 10-15 unit.
“Kami juga membutuhkan subsidi BBM. Karena kadang, tidak mencukupi. Angkot itu kan mitra pemerintah,” katanya.
Sementara itu, Fatkurohman, dari jalur GM mengeluhkan adanya bus sekolah tapi dipakai untuk wisata.
“Termasuk juga kendaraan odong-odong untuk angkutan wisata dan bentor. Harus ditertibkan,” harapnya. (*)