MADIUN, MEMORANDUM - Pengerjaan proyek program lingkungan bersih (Prolisih) Kota Madiun menyisakan sejumlah persoalan. Akibatnya, proyek yang mestinya rampung dikerjakan dalam dua bulan kini justru molor dari target ditentukan. Lingkungan rukun tetangga (RT) dituding menjadi pemicunya.
Hal itu diungkap Kabid Perencanaan Infrastruktur, Kewilayahan, Perekonomian dan Sumber Daya Alam Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Kota Madiun Mas Kahono Pekik Hari.
Menurut Pekik, progres prolisih masih menyisakan pekerjaan di sejumlah RT. Semula rata-rata pekerjaan tiap RT butuh waktu dua bulan, tapi praktiknya terdapat sebagian kelompok masyarakat (Pokmas) butuh waktu pekerjaan hingga empat bulan lamanya. ‘’Hanya beberapa kelurahan saja yang jangka waktu pekerjaan empat bulan karena kondisi lokasi,’’ ungkapnya, Minggu 9 Juni 2024.
Kendati begitu, Pekik mengklaim belum tuntasnya pekerjaan di sebagian titik tidak berpengaruh signifikan pada progres total prolisih. Sebab, mayoritas pokmas telah menyelesaikan pekerjaan dengan jangka waktu dua bulan. ‘’Mestinya progres mendekati 100 persen,’’ jatanya. Ditambahkan, tiap RT digelontor Rp 10 juta khusus untuk sasaran kegiatan pemeliharaan bangunan air irigasi. Prioritasnya meliputi pengedukan endapan saluran lingkungan dan rehabilitasi bangunan fisik saluran lingkungan. Terdapat sekitar 1.025 RT di Kota Madiun. Perinciannya, sebanyak 392 RT di Kecamatan Taman, sekitar 324 RT di Kecamatan Manguharjo, dan 309 RT di Kecamatan Kartoharjo. ‘’Total anggaran Rp 10,2 miliar untuk 1.025 RT,’’ jelasnya.
BACA JUGA:Giring 1.106 Bola Basket, Pemkot Madiun Akan Pecahkan Rekor MURI di Hari Jadi Ke-106
Kaitan ini, Pemkot sengaja melibatkan partisipasi aktif warga lewat Pokmas. Hal itu mempertimbangkan tingkat efisiensi jika hanya dikerjakan dinas terkait. Berdasarkan hasil evaluasi prolisih tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan tahun ini cukup baik. Masyarakat aktif melakukan pengedukan saluran akibat sedimentasi, pembersihan sampah penyumbat saluran, sterilisasi bak kontrol saluran, dan kegiatan pembersihan lainnya. Untuk tahun ini, sambungnya, prolisih bakal dievaluasi tiga bulan sekali.
‘’Ini seperti program pavingisasi dan lampunisasi. Kalau dikerjakan pemerintah akan lama. Tapi, kalau dikerjakan masyarakat secara serentak bisa lebih cepat,’’ terangnya.
Pekik menyebut, prolisih menjadi wujud komitmen Pemkot memenuhi penyediaan akses sanitasi layak dan aman agar tak memicu beragam penyakit. Bahkan, menurut dia, masalah terkait sanitasi layak dan aman harus segera diselesaikan. Di samping itu, prolisih sebagai upaya pemkot meningkatkan kesadaran warga menjaga kebersihan lingkungan di wilayah masing-masing. ‘’Prinsipnya, prolisih merupakan salah satu program pemberdayaan masyarakat,’’ pungkasnya. (mas)