SURABAYA, MEMORANDUM - Pelajar Solidaritas Indonesia (PSI) mengadakan KOPDARSUS (Kopi Darat Khusus) di The Light Box Cafe.
Dalam acara tersebut dihadiri para pelajar dari berbagai SMA/K Negeri dan Swasta se-Surabaya.
Dion Marcellino, Ketua Pelajar Solidaritas Indonesia mengungkapkan kekecewaannya pada kepemimpinan saat ini karena tidak memahami tantangan zaman.
"Pemimpin itu harus paham tantangan zaman, era digital adalah era yang akan dihadapi oleh milenial dan Gen Z namun kami tidak melihat political will dari wali kota saat ini menjawab tantangan zaman tersebut," ujar bung Dion sapaan akrab ketua PSI tersebut.
BACA JUGA:Pilwali Surabaya 2024, Gerindra-Golkar-PSI Bersatu Siapkan Poros Baru
Lanjut Dion, Surabaya sebagai kota metropolis kalah dengan Solo yang memiliki Solo Techno Park, di mana Mas Gibran memberi ruang mengembangkan potensi anak muda di bidang cyber security, coding, gamers, marketplace maupun coding.
"Hari ini di belahan dunia, orang sudah bertransaksi menggunakan crypto, kita mengurus UMKM belum tuntas," tegasnya.
Oleh karenanya dalam KOPDARSUS ini, pihaknya menampung aspirasi para pelajar, gen z dan milenial yang secara DPT Pemilu pemegang suara terbanyak sekitar 52 persen.
"Kami memutuskan mendukung anak muda melalui sosok Bro Richard Handiwiyanto SH MH MKN maju dalam Pilkada Surabaya 2025," tambahnya.
BACA JUGA:PSI Lirik Ketua Projo Jatim Maju di Pilwali Surabaya
Tambahnya, Bro Richard adalah presentasi dari anak muda yg profesional (advokat), intektual dan memahami situasi kekinian Gen Z dan Milenial.
"Kami mengusulkan agar Surabaya ke depan memiliki Surabaya Techno and Culture Centre sebagai wadah meningkatkan kesiapan anak muda di dunia digital, artificial intelegensia, block chain, web3 serta kebudayaan agar kita tidak kehilangan jati diri sebagai anak bangsa," tambah Dion.
Hasil dari KOPDARSUS ini akan disosialisasikan ke lingkungan Gen Z dan milenial, partai politik serta pada bro Richard sebagai pihak yang didukung.
"Kami berharap partai-partai mendengar suara dan aspirasi kami. Kami tidak mau hanya dijadikan objek politik kekuasaan semata," pungkas Dion. (fer)