Selamatkan Pelajar, Stop Darmawisata! Ganti dengan Pentas Seni dan Pengajian

Senin 13-05-2024,08:40 WIB
Reporter : Biro Sidoarjo
Editor : Muhammad Ridho

SIDOARJO, MEMORANDUM - Pemerhati pendidikan Sidoarjo, Sugeng Budi Santoso atau akrab disapa Sugeng Gondrong dan Fayakun atau akrab disapa Cak Kun prihatin dan turut berbelasungkawa atas tragedi Subang yang menewaskan 11 orang.

Keduanya meminta pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota di Indonesia untuk mengatur regulasi yang jelas dan tegas soal darmawisata pelajar TK, SD hingga SLTA. 

Sugeng Gondrong dan Cak Kun menegaskan, perlu dilakukan untuk menekan angka laka lantas rombongan darmawisata TK, SD hingga SLTA di Indonesia. Seperti yang baru-baru ini terjadi di Subang, Jabar. 

Rombongan pelajar SMK dari Depok mengalami laka lantas di Subang yang mengakibatkan 11 orang meninggal dunia dan puluhan luka-luka. Kecelakaan maut itu terjadi di Subang, Sabtu 11 Mei 2024.

BACA JUGA:Detik-detik Kronologi Kecelakaan Bus Rombongan Pelajar SMK Lingga Kencana Depok di Tanjakan Emen

Bus Trans Putera Fajar yang mengalami kecelakaan itu membawa rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok. Kecelakaan diduga dipicu rem blong. Polisi menyatakan tidak ada jejak rem di TKP kecelakaan. Publik pun mempertanyakan kelaikan jalan bus yang ditumpangi pelajar nahas itu.

Laka lantas seperti itu, menurut Sugeng Gondrong dan Cak Kun, bisa dicegah bila pemerintah mengatur regulasi yang jelas dan tegas soal rombongan darmawisata pelajar di tanah air.

"Sudah cukup banyak korbannya. Jangan sampai terjadi lagi di masa mendatang. Pelajar adalah calon generasi penerus bangsa. Mari bersama-sama selamatkan mereka dari laka lantas saat berdarmawisata," ujar keduanya kepada Memorandum, Senin 13 Mei 2024.

BACA JUGA:Keluarga Ponpes Sidogiri Terlibat Kecelakaan KA di Rejoso, 4 Meninggal Dunia

Terlebih saat ini, susul keduanya, ada momen kenaikkan kelas dan lulusan sekolah. Biasanya saat seperti ini sekolah ramai-ramai darmawisata untuk perpisahan sekolah. Mulai TK, SD, SMA dan SMK.

Bukan tidak mungkin, menurut keduanya, bakal jatuh korban lagi bila pemerintah belum mengeluarkan aturan yang jelas soal darmawisata sekolah. Terutama terkait kelayakan angkutan umum yang akan dipakai pelajar untuk darmawisata.

Keduanya menambahkan, kalau perlu pemerintah melarang rombongan darmawisata pelajar karena ini adalah kegiatan yang mubazir.

"Sudah bayar mahal, nyawa jadi taruhan. Kasihan pelajar dan wali murid," urai mereka.

BACA JUGA:Ini Identitas Puluhan Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Tol Sidoarjo

Daripada darmawisata ke luar kota dengan bus atau angkutan umum lain, lanjut keduanya, akan lebih baik bila anggarannya digunakan untuk pentas seni dan budaya untuk uri-uri budaya warisan leluhur. Perpisahan kenaikkan kelas dan lulus sekolah, akan lebih bermanfaat digelar di sekolah dengan menampilkan pentas seni dan budaya.

Kategori :