MEMORANDUM - Di tengah keramaian Alun-Alun Surabaya, terdapat sebuah sudut kreatif yang menarik perhatian, yakni para seniman sketsa wajah.
Dengan goresan pensil yang terampil, mereka mengabadikan ekspresi dan karakter wajah para pengunjung, menghasilkan karya seni unik yang bisa dibawa pulang sebagai kenang-kenangan.
Budi A N, seorang seniman senior asal Kampung Peneleh, Surabaya. Ia sudah bergelut dalam dunia seni lebih dari 30 tahun, sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama.
Berawal dari temannya yang meminta bantuan untuk membuatkan sketsa wajah sang kekasih, kini Budi sukses raih jutaan Rupiah dari hasil jasa gambarnya, dan menjadikan hobi lukisan sebagai wadah meraih penghasilan tambahan.
Budi membuka jasa gambar sketsa wajah hanya dalam waktu 20 menit. Tarif yang ditarik juga terbilang terjangkau, hanya Rp 50.000 per sketsa wajah.
BACA JUGA:Hamparan Lukisan di Basement Alun-Alun Surabaya Jadi Daya Tarik Wisatawan
BACA JUGA:Menjelajah Museum dan Galeri Seni Bersejarah di Surabaya
Gerai Jasa Skesta Budi ini buka dari pukul 5 sore sampai jam 9 malam untuk hari Selasa sampai Jumat. Budi menyebut bahwa setiap hari ia bisa menerima pesanan hingga tujuh lukisan untuk sketsa wajah.
Ia juga menyebut, Pemkot Surabaya memberikan lapak ini tanpa memungut biaya sama sekali. Oleh karena itu, ia bisa menjual jasa dengan harga lebih murah, dari yang biasanya ia mematok harga 200 ribu.
Selain lukisan sketsa wajah,Budi juga membuka jasa lukis bangunan dengan harga perlembarnya sebesar Rp200.000, tergantung kesulitan dan detail permintaan.
Budi juga menyediakan beberapa sketsa sederhana, seperti gambar kelinci, pesawat, pepohonan dan lain sebagainya yang ia jual dengan Rp5.000 per lima lembar.
BACA JUGA:Mitos atau Fakta, Wisata ke Pantai Kenjeran Bisa Merusak Hubungan?
Tidak hanya itu, Budi juga menjual beberapa potret lukisan kampung Peneleh, tujuannya untuk mempromosikan kampung halamannya, yaitu Kampung Peneleh, Kampung tertua di Surabaya sekaligus tempat asal Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno.
Budi juga dengan telaten menjelaskan sejarah Kampung Peneleh dan juga latar belakang tokoh proklamator Republik Indonesia kepada pengunjung gerainya.
Ia mengambil beberapa bagian bangunan yang memiliki nilai sejarah di Kampung Peneleh, seperti rumah yang sempat ditinggali Ir. Soekarno, maupun bangunan-bangunan tua lainnya.
Tarif yang diperlukan untuk membeli hasil lukisan Kampung Peneleh bernuansa retro karya Budi ini hanyalah Rp 12.000 per lembarnya,namun, harga tersebut bukan untuk lukisan asli, melainkan hasil penggandaan fotografis terhadap karya aslinya. (mg18)