umrah expo

DPRD Surabaya Soroti Proyek Drainase Molor dan Normalisasi Saluran Tak Optimal

DPRD Surabaya Soroti Proyek Drainase Molor dan Normalisasi Saluran Tak Optimal

Banjir di sekitar Pasar Asem kawasan Jalan Raya Banyuurip.--

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID – Sorotan Wali Kota Eri Cahyadi terhadap bangunan warga di atas saluran air sebagai penyebab genangan di sejumlah titik Surabaya langsung dimentahkan Komisi C DPRD Surabaya, Kamis 6 November 2025.

Dewan menilai, masalah banjir di Kota Pahlawan jauh lebih kompleks, berakar pada keterlambatan proyek infrastruktur dan lemahnya kinerja normalisasi saluran di lapangan.


Mini Kidi--

Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Arning Rahmati, menyebut genangan yang masih terjadi di beberapa kawasan bukan semata karena ulah warga, melainkan dampak dari pembangunan drainase yang berjalan lambat.

“Selama ini anggaran pembangunan drainase hampir setiap tahun dirasionalisasi. Akibatnya, banyak proyek yang seharusnya tuntas di 2025 justru bergeser ke 2026,” ujar Arning.

BACA JUGA:Viral Admin Medsos Wali Kota, DPRD: Murni Keteledoran Admin

Ia mencontohkan, proyek drainase vital di kawasan Gunung Sari dan Semampir terpaksa molor akibat penyesuaian anggaran.

Kondisi ini, kata dia, ironis karena di wilayah yang pembangunannya sudah rampung seperti Rungkut Menanggal, genangan sudah tidak lagi muncul.

“Artinya konektivitas saluran belum nyambung. Kalau yang sudah selesai itu tidak banjir. Tapi yang belum selesai, apalagi rumah pompanya belum jadi, ya masih tergenang,” tegas politisi PKS ini.

BACA JUGA:Realisasi Parkir TJU Surabaya Jauh dari Target, Komisi C DPRD Optimistis Lewat Digitalisasi 2026

Selain proyek yang macet, Arning juga menyoroti kinerja program normalisasi saluran yang dinilai tidak maksimal. Ia menyebut, pengerukan saluran di musim kemarau tidak berjalan optimal, sehingga saat hujan deras tiba banyak saluran tersumbat lumpur dan sampah.

“Harusnya enam bulan pertama itu dikeruk terus tiap hari. Tapi faktanya banyak titik yang dibiarkan penuh lumpur dan sampah. Pemerintah kota juga belum maksimal dalam menyediakan alat dan anggarannya,” ungkapnya.

Terkait bangunan liar di atas saluran yang disidak Wali Kota Eri Cahyadi di Jalan Tanjungsari, Rabu 5 November 2025, Arning mengakui hal itu masalah klasik yang butuh ketegasan.

BACA JUGA:DPRD Surabaya Desak Sanksi Tegas untuk SPBU Nakal, Jangan Cuma Minta Maaf

Namun, ia menekankan agar penertiban dilakukan secara manusiawi dan disertai solusi bagi warga terdampak.

“Bangunan liar harus ditertibkan, tapi jangan cuma bongkar tanpa solusi. Pemerintah kota juga harus berkomunikasi dengan warga dan memberikan jalan keluar yang manusiawi,” imbuhnya.

Meski demikian, Arning memberikan apresiasi terhadap Pemkot Surabaya yang telah menyiapkan anggaran besar untuk percepatan proyek pengendalian banjir.

BACA JUGA:Refleksi 97 Tahun Sumpah Pemuda, Ketua Fraksi PKS DPRD Surabaya Ajak Pemuda Jadi Jembatan Kearifan Lokal

“Tahun depan sudah disiapkan Rp1,1 triliun. Biasanya sekitar Rp600 miliar, jadi tahun depan lebih besar. Harapannya 2026 bisa tuntas,” bebernya.

Sebelumnya, hujan deras juga menimbulkan genangan di beberapa titik seperti Sidosermo, Dukuh Kupang, Banyuurip, Tenggilis Mejoyo, dan Jetis Wetan. (alf)

Sumber:

Berita Terkait