Dindik Jatim Luncurkan Program SIKAP, Dorong Area Kosong Sekolah Jadi Pusat Ketahanan Pangan
Kadindik Aries tampak memanen hasil dari siswa jurusan pertanian SMK negeri.--
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Sekolah tak lagi sekadar ruang kelas. Di Jawa Timur, institusi pendidikan kini bertransformasi menjadi laboratorium hidup yang menumbuhkan kemandirian, kreativitas, sekaligus memperkuat ketahanan pangan.
Inisiatif ini diwujudkan melalui program Sekolah Inovatif Ketahanan Pangan (SIKAP) yang digagas oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur (Dindik Jatim).
BACA JUGA:Perkuat Generasi Emas 2045, Kadindik Jatim Tekankan Peran Vital Guru BK dalam Seminar Nasional Unesa

Mini Kidi--
Program SIKAP adalah bagian dari upaya Pemprov Jatim untuk menggalakkan ketahanan pangan. Program ini juga sejalan dengan agenda nasional yang dicanangkan.
Kadindik Jatim Aries Agung Paewai menegaskan, seluruh wilayah, termasuk lembaga pendidikan, harus berkontribusi dalam isu ketahanan pangan.
BACA JUGA:Hadapi Tes Kemampuan Akademik, Ini 6 Tips Jitu dari Kadindik Jatim
“Banyak sekolah, terutama SMA dan SMK, yang memiliki lahan luas, tapi tidak produktif karena hanya jadi tempat buang sampah. Nah, sekarang kita ubah lahan itu jadi lahan produktif," ujar Aries, Minggu 2 November 2025 seusai meresmikan SMA Negeri 1 Tenggarang Bondowoso sebagai sekolah SIKAP.
Gerakan ini, menurut Aries, membawa dua manfaat signifikan bagi siswa. Pertama, pembelajaran menjadi lebih kontekstual. Siswa tidak hanya belajar teori pertanian, tetapi langsung praktik bercocok tanam.
Kedua, program ini menumbuhkan jiwa kewirausahaan. Melalui kegiatan SIKAP, siswa diajarkan tidak hanya tentang cara menanam, tetapi juga manajemen produksi hasil panen, pemasaran produk yang mereka hasilkan, dan siap berkompetisi di dunia kerja.
BACA JUGA:Gubernur Khofifah Tinjau Kesiapan TKA, Kadindik Jatim Diminta Pastikan Stabilitas Jaringan Internet
“Anak-anak diajarkan untuk siap berkompetisi di dunia kerja. Mereka belajar langsung, bersentuhan dengan kegiatan bercocok tanam, dan pelajarannya disesuaikan dengan kebutuhan laboratorium alam,” jelasnya.
Aries menambahkan, sekolah-sekolah dengan jurusan pertanian, peternakan, atau perikanan sudah memiliki passion di bidang ini. Namun, sekolah lain yang punya lahan kosong juga diarahkan agar lebih produktif.
Beberapa sekolah bahkan sudah menjalin kerja sama dengan SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan makan bergizi gratis (MBG) yang tidak hanya bergantung pada pasar umum.
Sumber:



