Masa Depan Amorim Terancam jika Hasil Buruk Terus Berlanjut
Nasib Amorim di ujung tanduk.-IG Manchester United.-
MEMORANDUM.CO.ID – Manajer Manchester United, Ruben Amorim, mengakui bahwa akan sangat naif jika berpikir dirinya bisa terus melatih di Old Trafford apabila performa tim tak segera membaik.
Menjelang laga menghadapi Sunderland di Old Trafford pada Sabtu mendatang, posisi Amorim menjadi sorotan.
Pelatih asal Portugal itu baru mencatat sembilan kemenangan dari 33 pertandingan Liga Primer Inggris sejak ditunjuk sekitar 10 bulan lalu.
Dalam konferensi pers pada Jumat (3/10), Amorim secara terbuka menyatakan bahwa akan mustahil bagi pemilik klub seperti Sir Jim Ratcliffe untuk terus memberinya kepercayaan apabila hasil buruk terus berlanjut.
“Tidak ada yang naif di sini. Kami semua paham bahwa hasil adalah segalanya jika ingin melanjutkan proyek ini,” ujar Amorim.
BACA JUGA:Luca Zidane, Putra Zinedine Zidane, Dipanggil Pertama Kali ke Timnas Aljazair

Mini Kidi--
Amorim mengakui bahwa menjaga keseimbangan di klub sebesar Manchester United bukanlah hal mudah. Selain tekanan dari dua pemilik, klub juga memiliki banyak sponsor besar yang menuntut prestasi.
Manchester United bertekad memperpanjang rekor tak terkalahkan melawan tim promosi, dengan Sunderland sebagai lawan berikutnya. Kekalahan terakhir United dari tim promosi terjadi pada November 2021 melawan Watford, yang akhirnya menyebabkan pemecatan Ole Gunnar Solskjaer.
Dari total sembilan kemenangan yang diraih Amorim di liga, empat di antaranya datang saat melawan tim promosi seperti Southampton, Leicester, dan Ipswich musim lalu, serta Burnley musim ini.
Namun, Sunderland bukan lawan yang bisa dianggap remeh. Tim asuhan Regis Le Bris tampil impresif di awal musim dan telah mengoleksi 11 poin dari enam laga, catatan terbaik tim promosi sejak West Ham pada 2012.
Meski tekanan meningkat, Amorim menegaskan tidak akan mengubah formasi 3-4-3 andalannya meskipun mendapat kritik dari media.
“Saya manajer klub besar. Mustahil jika media yang menentukan apa yang harus saya lakukan,” tegas Amorim.
Ia juga mengkritik narasi bahwa sistem permainan menjadi biang keladi buruknya performa tim.
“Masalah terbesar saya adalah ketika pemain mulai percaya media bahwa sistem adalah masalah utama. Padahal, tim ini pernah bermain dengan berbagai sistem, tapi tetap dianggap tidak punya identitas. Bagi saya, masalah ada pada detail dan cara kami bermain, bukan formasi," katanya seperti dilansir ESPN.
Jika Manchester United kembali menelan kekalahan melawan Sunderland, tekanan terhadap Amorim akan semakin berat menjelang jeda internasional. Muncul spekulasi bahwa Amorim bisa memilih mundur sebelum dipecat.
Namun, pria berusia 40 tahun itu menegaskan bahwa keputusan tersebut sepenuhnya berada di tangan manajemen klub.
“Itu bukan keputusan saya. Terkadang saya frustrasi dan merasa ingin menyerah, tapi saya tak bisa melakukannya begitu saja,” ujar Amorim.
“Akan sulit bagi saya untuk pergi jika saya merasa belum melakukan segalanya untuk klub ini,"bebernya.
Sumber:



