Dinkes Situbondo Luruskan Kabar Angka Stunting Naik Jadi 10,6 Persen
Kepala Dinkes Situbondo dr Sandy Hendropriyono.--
SITUBONDO, MEMORANDUM.CO.ID – Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo meluruskan kabar di TikTok tentang angka stunting yang disebut naik menjadi 10,6 persen pada 2025. Kepala Dinkes Situbondo, dr Sandy Hendropriyono, memastikan data tersebut merupakan hasil survei 2024, bukan kondisi saat ini, Jumat 3 Oktober 2025.
"Perlu dipahami, survei stunting itu keluar setahun setelahnya. Jadi data 2025 yang ramai di TikTok sebenarnya merekam kondisi tahun 2024, masih era Pak Karna," tegas dr Sandy.

Mini Kidi--
Dinkes Situbondo merilis data terbaru hasil pengukuran Agustus 2025 yang menunjukkan prevalensi stunting turun ke angka 5,62 persen.
Dr Sandy menegaskan data terbaru ini merupakan hasil pengukuran langsung di seluruh Puskesmas Situbondo pada Agustus 2025, di bawah kepemimpinan Bupati Yusuf Rio Wahyu Prayogo.
BACA JUGA:Bupati dan Dandim Situbondo Panen Perdana Edamame
"Ini data real time di lapangan, bukan survei nasional. Jadi bisa kita jadikan acuan untuk memotret kondisi terbaru angka stunting di Situbondo," jelasnya.
Capaian ini menunjukkan program percepatan penurunan stunting yang digencarkan Pemkab Situbondo mulai membuahkan hasil.
"Mengingat untuk menurunkan angka stunting, Bupati Rio mendorong keterlibatan lintas sektor, mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga pemberdayaan masyarakat desa," katanya.
BACA JUGA:Pemkab Situbondo Luncurkan Klinik UMKM 116 untuk Tingkatkan Kesejahteraan Pelaku Usaha
Bupati Rio disebut sangat serius dalam menangani persoalan stunting dan terus mendorong keterlibatan lintas sektor.
"Pak Bupati selalu menekankan bahwa stunting bukan sekadar urusan kesehatan, tapi juga kualitas generasi masa depan Situbondo," beber dr Sandy.
Ia menambahkan, angka stunting di Situbondo sempat turun drastis pada 2023 hingga hanya 4,1 persen, namun setahun kemudian hasil survei menunjukkan kenaikan ke 10,6 persen.
BACA JUGA:FISIP UNEJ dan Baperida Situbondo Jalin Kerja Sama Pengembangan UMKM
"Untuk itu, saya meminta publik tidak buru-buru menyimpulkan. Mengingat stunting ini persoalan jangka panjang, tidak bisa dilihat hanya dari satu potongan angka," jelasnya.
Lebih lanjut dr Sandy menjelaskan data stunting nasional diambil melalui Riskesdas dan SSGI yang digelar pemerintah pusat. Data tahun 2025 baru akan diketahui pada 2026.
"Sehingga publik perlu memahami mekanisme ini sebelum menyimpulkan," pungkasnya.
Sumber:



