Rumor Kapolri

Ketika desas-desus itu mulai merebak, ia bagai sehelai daun kering yang diterbangkan angin. Dari mulut ke mulut, dari grup WhatsApp ke linimasa media sosial, ia berputar dan terus membesar. 

 

Tentu, kita tahu, di negeri ini, rumor seringkali memiliki daya tarik yang lebih kuat ketimbang fakta. 

 

Fakta itu kaku, terukur, dan seringkali membosankan. Rumor, sebaliknya, hidup dari imajinasi kolektif, dari kekosongan yang ingin kita isi.

 

 Dan kekosongan itu, kali ini, adalah seputar kursi nomor satu di institusi kepolisian.

BACA JUGA:Kejatuhan di Ujung Gawai

Istana, dengan keheningannya, justru menambah riuh spekulasi. 

 

Kata-kata "belum ada," "masih dievaluasi," atau "nanti juga tahu" bukanlah jawaban. 

 

Ia adalah teka-teki. 

Dan kita, sebagai masyarakat yang gemar bermain teka-teki, langsung saja sibuk mencari petunjuk. 

Sumber: