Biennale Jatim XI Digelar di Gresik, Pamerkan Puluhan Karya Seniman Lokal dan Internasional
Pembukaan pameran Biennale Jatim XI di gedung Pudak Galeri Gresik. -Achmad Willy Alva Reza-
GRESIK, MEMORANDUM.CO.ID - Biennale Jatim XI resmi digelar di Pudak Galeri Gresik. Pameran seni rupa dua tahunan terbesar di Jatim itu mulai dibuka pada Minggu 24 Agustus malam, dan akan berlangsung hingga 20 September 2025.
BACA JUGA:Dukung Seniman Lokal, Gedung DPRD Gresik Disulap Jadi Ruang Pameran Seni Rupa
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Yayasan Biennale Jatim yang mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Gresik. Gelaran itu pun menjadi momentum penting bagi seniman lokal dan internasional.

Mini Kidi--
Pembukaan dihadiri langsung oleh Direktur Jenderal Pengembangan Pemanfaatan Pembinaan Kebudayaan RI Ahmad Mahendra. Hadir pula Ketua Dewan Kebudayaan Gresik Irfan Akbar, serta puluhan seniman dan budayawan dari dalam dan luar negeri.
Biennale Jatim XI tahun ini mengusung tema “Menyongsong Hantu Laut”, yang menjadi refleksi atas tantangan zaman masyarakat pesisir. “Hantu laut” dipahami sebagai simbol ketidakpastian, krisis ekologi, serta perubahan sosial budaya yang tengah berlangsung.
BACA JUGA:Nakes Gresik Dapat Hadiah Lukisan Tema Covid-19, Dukungan Moril dari Seniman
Hantu laut yang dimaksud itu adalah simbolisasi atas fenomena limbah dari aktivitas industrialisasi, dan krisis ekologi yang semakin menghantui pesisir Jawa Timur.
Melalui pendekatan tema ini, seniman muda asal Gresik, Fatwa Amalia, terpilih sebagai salah satu partisipan utama. Dirinya bersanding dengan sejumlah nama besar dari dalam dan luar negeri.
Setidaknya 64 seniman dalam format lintas disiplin, mulai dari seni rupa, instalasi, hingga pertunjukan turut memamerkan karyanya. Pameran dibuka setiap hari mulai pukul 10.00 WIB hingga 21.00 WIB.
Sejumlah seniman internasional yang turut terlibat yakni Lisette Ross asal Amsterdam, Satsuki Imai asal Tokyo, Ryuichi Sakazaki asal Fukuoka, Terae Keiichiro (Seoul), Artcom (Kazakhstan), Dam-Dam Collective (Amsterdam), dan Yawen Fu (Taiwan).
Kurator pameran Menyongsong Hantu Laut Elyda K Rara dalam pembukaannya menyebut bahwa karya-karya yang ditampilkan adalah yang betul-betul merepresentasikan kondisi pesisir saat ini.
“Kami mencari karya yang betul-betul merepresentasikan kondisi pesisir Jawa Timur hari ini,” kata Elyda K Rara saat konferensi pers pembukaan.
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengapresiasi terselenggaranya Biennale di wilayahnya. Ia menilai, kegiatan ini tidak hanya memperkaya ruang ekspresi seni, tetapi juga memperkuat identitas budaya daerah.
Sumber:



