Satu Napiter di Tulungagung Resmi Bebas, Ikrar Setia NKRI jadi Syarat Utama
GDR bersama petugas di Lapas Tulungagung.--
TULUNGAGUNG, MEMORANDUM.CO.ID - Kabar baru datang dari Lapas Kelas IIB Tulungagung. Salah satu narapidana tindak pidana terorisme (Napiter), inisial GDR, resmi menghirup udara bebas lewat program pembebasan bersyarat, Jumat 18 Juli 2025.
Pria yang juga dikenal dengan panggilan Salim alias Nashir alias Yudha ini sebelumnya menjalani masa pembinaan sejak November 2024, setelah divonis 3 tahun karena terlibat jaringan NII.

Mini Kidi--
Pembebasan GDR bukan tanpa alasan. Kepala Lapas Tulungagung, Ma’ruf Prasetyo Hadianto, menjelaskan bahwa selama menjalani masa pembinaan, GDR menunjukkan perubahan besar.
Ia aktif dalam kegiatan pembinaan Islam dan yang paling penting telah menyatakan ikrar setia kepada NKRI sejak Maret 2025.
BACA JUGA:Lapas Tulungagung Lahirkan Inovasi Alas Sapi Unggulan Bersama BBIB Singosari
“Proses pembinaan kami lakukan bertahap, sistematis, dan humanis. Tidak ada paksaan, tapi pendekatan persuasif. Hasilnya, GDR mau terbuka dan menyatakan setia kepada NKRI,” terang Ma’ruf.
Setelah resmi dibebaskan, GDR langsung diserahterimakan ke Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kediri untuk proses pembimbingan lanjutan.
Ia juga didampingi oleh Densus 88 Antiteror menuju alamat tempat tinggalnya, mengikuti prosedur keamanan yang berlaku.
Menurut Ma’ruf, keberhasilan pembebasan napiter ini menjadi bukti nyata bahwa pendekatan deradikalisasi di lapas benar-benar efektif.
BACA JUGA:Satu Napiter Lapas Tulungagung Bebas Bersyarat Setelah Ikrar Setia NKRI
“Ini adalah contoh nyata, bahwa dengan pola pembinaan yang tepat, para napiter bisa kembali ke masyarakat. Lapas bukan hanya tempat menjalani hukuman, tapi tempat bertumbuh dan memperbaiki diri,” pungkasnya.
Lapas Tulungagung sendiri memastikan akan terus mengedepankan pembinaan, pengawasan, dan pendampingan bagi para napiter lainnya.
Harapannya, semakin banyak yang bisa kembali ke masyarakat dengan semangat baru dan menjadi bagian dari pembangunan bangsa.
BACA JUGA:Wujud Syukur di Awal Muharram, Lapas Tulungagung Gelar Makan Gratis
GDR sendiri tak bisa menyembunyikan rasa harunya setelah resmi bebas. Ia mengaku bertekad memulai hidup baru, menjauh dari masa lalu kelam.
“Saya sadar atas kesalahan masa lalu. Terima kasih kepada seluruh petugas Lapas Tulungagung yang telah membina saya dengan cara yang baik. InsyaAllah, saya ingin hidup damai, tidak mengulangi kesalahan, dan menjadi warga negara yang taat hukum,” ucapnya. (fir/fai)
Sumber:

