umrah expo

Hari Pertama MPLS di Surabaya, Wali Murid Wajib Antar Anak ke Sekolah

Hari Pertama MPLS di Surabaya, Wali Murid Wajib Antar Anak ke Sekolah

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Kedispendik Surabaya Yusuf Masruh bersama para siswa. -Oskario Udayana-

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) tahun ajaran 2025-2026, dimulai, Senin 13 Juli 2025, besok. Guru dan wali murid sudah persiapan untuk anak didik maupun anak-anaknya. 

BACA JUGA:MPLS Siswa Baru 2025, Pakar Pendidikan Soroti Rendahnya Rasa Empati, Picu Perilaku Negatif 

Salah satunya, Pipit, warga Keputran Pasar Cilik, Surabaya. Guna persiapan MPLS anaknya yang sudah duduk di kelas I SDN Kaliasi I, Surabaya, dia sibuk mencari satu balon yang diwajibkan dibawa oleh masing-masing siswa.


Mini Kidi-- 

"Bawa satu balon untuk persiapan MPLS di sekolah dan sudah dapat," kata Pipit.

Hal yang sama juga dialami Wahyuningdyah, teman Pipit. Dia sibuk pesan sebiji balon untuk anaknya yang mulai memasuki MPLS di SDN Kaliasin I, Surabaya.

"Tadi saya pesan ke penjual balon, kebetulan dekat rumah. Dijanjikan jam 20.00 nanti. Penjual balon juga banyak pesanan," ungkap Wahyuningdyah.

BACA JUGA:Polsek Karangpilang Binluh Siswa Baru SMPN 24 Surabaya saat MPLS 

Selain membawa balon, kata Wahyuningdyah, anaknya juga disuruh memakai seragam lama sewaktu di taman kanak-kanak (TK). Dikarenakan seragam sekolah masih pesan dan belum jualan.

"Saya juga pesan seragam sekolah anak. Koperasi sekolah masih belum ada," ungkap Wahyuningdyah.

Menurut Wahyuningdyah, waktu MPLS anaknya mulai Senin 15 Juli 2025 hingga Jumat 18 Juli 2025. Selama MPLS pihak sekolah mewajibkan mendampingi anaknya.

BACA JUGA:Polsek Karangpilang Binluh Kenakalan Remaja di MPLS SMA Muhammadiyah 4 Kemlaten 

"Saya ikut mendampingi selama MPLS di sekolah," tandas Wahyuningdyah.

Sementara itu, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur mendorong seluruh wali murid di Kota Surabaya untuk mengantar anak-anak mereka ke sekolah pada hari pertama MPLS Tahun Ajaran 2025/2026.

Ajakan ini sebagai bentuk komitmen memperkuat sinergi antara orang tua, sekolah, dan pemerintah dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang layak anak.

BACA JUGA:MPLS, Bhabinkamtibmas Karangpilang Binluh Siswa SMP Hang Tuah 2 

MPLS tahun ini mengangkat tema "Sekolahku Rumahku, Guruku Orang Tuaku". Tema tersebut selaras dengan visi Kota Surabaya sebagai Kota Layak Anak (KLA), sekaligus menegaskan pentingnya peran keluarga dalam mendampingi proses pendidikan.

Pengurus LPA Jatim, M Isa Ansori menyampaikan bahwa tema ini lahir dari hasil pertemuan antara Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya bersama para kepala bidang pendidikan, pengawas sekolah, Dewan Pendidikan, PGRI, hingga pemerhati pendidikan.

"Mereka menyepakati bahwa pendidikan bukan semata urusan sekolah, melainkan kerja bersama antara keluarga, sekolah, dan pemerintah kota," ujar Isa Ansori.

BACA JUGA:Hari Pertama Masuk Sekolah, 30 Ribu Siswa SD Negeri dan Swasta di Surabaya Ikuti MPLS 

Dalam semangat itu, Isa menekankan bahwa sekolah seharusnya menjadi rumah kedua bagi siswa. Dimana menjadi tempat anak-anak merasa aman, diterima dan dapat tumbuh sebagai pribadi berkarakter.

"Sementara guru dianggap sebagai orang tua kedua, yang tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga membimbing dengan kasih sayang dan keteladanan," jelasnya.

Isa menegaskan bahwa Kota Surabaya telah menunjukkan keberpihakan pada hak tumbuh kembang anak melalui kebijakan dan lingkungan belajar yang harmonis antara rumah, sekolah, dan pemerintah kota.

"Karena itulah MPLS tidak boleh lagi menjadi ajang perpeloncoan atau formalitas belaka. MPLS harus menjadi ruang pertama yang menghangatkan, memeluk, dan memperkenalkan anak-anak kepada budaya belajar yang menyenangkan dan penuh nilai kemanusiaan," tegasnya.

BACA JUGA:Tinjau MPLS 2023, Komisi D DPRD Surabaya Tekankan Pendidikan Karakter dan Edukasi Seks Sejak Dini 

Isa juga menggarisbawahi filosofi pendidikan ala Ki Hajar Dewantara yang selama ini menjadi pijakan arah kebijakan Pemkot Surabaya. Menurutnya, filosofi itu masih sangat relevan untuk diterapkan.

"Nilai-nilai seperti 'Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani' menjadi dasar pembelajaran: guru memberi teladan, membangun semangat, dan mendorong kemandirian," tutur Isa.

Tak hanya itu, Kota Surabaya juga dinilainya sudah mulai menerapkan konsep mindful learning, meaningful learning, dan joyful learning. Konsep ini diyakininya dapat menciptakan suasana belajar yang tidak hanya mencerdaskan, tapi juga membentuk hati dan karakter siswa.

Untuk memperkuat kolaborasi antara rumah dan sekolah, Isa berharap kepada Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi agar membuat kebijakan khusus. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong semua orang tua, baik aparatur sipil negara (ASN), pekerja swasta, maupun pelaku UMKM, diberi keleluasaan mengantar anak mereka ke sekolah di hari pertama MPLS.

BACA JUGA:Dindik Jatim Keluarkan Juknis MPLS SMA 

"Kebijakan ini akan menjadi simbol kuat bahwa pendidikan anak Surabaya adalah urusan bersama, bukan hanya tanggung jawab guru,” ujar kolumnis dan akademisi STT Multimedia Internasional Malang tersebut.

Lebih dari itu, Isa bahkan menyarankan agar jam kerja instansi pemerintahan dan swasta diatur mulai pukul 09.00 WIB pada hari pertama MPLS. Ini diharapkan agar para orang tua memiliki cukup waktu untuk mengantar dan jika memungkinkan, menjemput anak-anak mereka.

“Ini bukan soal presensi. Ini adalah soal membangun ikatan awal yang hangat antara anak dan sekolah, serta memperlihatkan bahwa di Surabaya, anak adalah prioritas utama," ujar Isa.

Dengan kebijakan tersebut, Isa meyakini Surabaya tidak hanya tampil sebagai Kota Layak Anak secara administratif, tetapi benar-benar menjadi kota yang berpihak secara nyata pada hak tumbuh kembang anak secara holistik.

BACA JUGA:Kapolsek Tegalsari Isi MPLS SMA Santa Maria 

"MPLS bukan sekadar perkenalan. Ia adalah awal peradaban. Ia adalah panggung pertama di mana anak-anak Surabaya disambut dengan cinta, bukan tekanan. Ia adalah penegasan bahwa di kota ini, pendidikan bukan beban, melainkan harapan dan kebersamaan," pungkas Isa. (rio)

Sumber: