umrah expo

Rahasia Jemaah Usia 104 Tahun Bisa Haji, Rutin Baca Selawat Nariyah

Rahasia Jemaah Usia 104 Tahun Bisa Haji, Rutin Baca Selawat Nariyah

Mbah Marhamah yang tidak membawa kursi roda mendapatkan fasilitas pinjaman kursi roda dari PPIH Embarkasi Surabaya. -Ali Muchtar-

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID – Asrama Haji Surabaya pada Kamis lalu menjadi saksi bisu kedatangan jemaah haji tertua dari Jatim, seorang wanita luar biasa bernama Mbah Marhamah.

BACA JUGA:Hari Kesembilan Belas Operasional Haji, Ribuan Kardus Air Zamzam Mulai Tiba di Asrama Haji Surabaya 

Di usianya yang telah menginjak 104 tahun, Mbah Marhamah siap menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci, ditemani putri kedelapannya, Ayyamah (40).


Mini Kidi-- 

Mbah Marhamah dan putrinya yang tergabung dalam kloter 95 ini berasal dari Dusun Nagasari, Desa Palengan Laok, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan.

BACA JUGA:Kisah Pilu Jemaah Haji Jember: Demensia Kambuh, Satu Dirujuk, Satu Ditangani di Asrama Haji 

Kisah perjalanan Mbah Marhamah menuju Baitullah bukanlah cerita biasa. Ia mendaftar haji pada 2019, enam tahun setelah sang anak mendaftar di tahun 2013.

BACA JUGA:Kapolsek Sukolilo Pimpin Pengamanan Kedatangan Jemaah Haji Kloter Terakhir di Asrama Haji Sukolilo 

"Sebenarnya ibu saya sudah lama ingin berhaji, cuma karena secara ekonomi belum mampu, anak-anaknya juga banyak, ada sepuluh, baru bisa mendaftar tahun 2019," ungkap Ayyamah, membuka tabir perjuangan ibundanya.

BACA JUGA:JemaahHaji Tahun Ini Dapat 10 Liter Zamzam, Menag : Dibagikan di Asrama Haji Debarkasi 

Dahulu, Mbah Marhamah adalah seorang petani gigih yang menanam berbagai komoditas, mulai dari tembakau, kangkung, bayam, hingga kacang. Meski sudah tidak bekerja lagi sejak 10 tahun terakhir, semangatnya untuk beribadah tak pernah padam.

BACA JUGA:Sambut Kedatangan CJH, Asrama Haji Sediakan 526 Kamar 

Ayyamah menceritakan kebiasaan unik ibunya yang menjadi kunci keberangkatan haji  rutin menabung di celengan bambu setiap harinya.

BACA JUGA:Jemaah Haji Gelombang Dua Mulai Berdatangan di Asrama Haji 

"Kalau nominal menabungnya tidak tentu. Biasanya kalau punya uang Rp 100 ribu, yang Rp 30 ribu ditabung di celengan bambu. Seperti itu selama bertahun-tahun. Ketika sudah ada Rp 25 juta, uang yang terkumpul dipergunakan untuk mendaftar haji," jelas Ayyamah.

Kisah ini menjadi inspirasi tentang bagaimana ketekunan dan kesabaran dapat mewujudkan mimpi besar.

 

Rahasia Panjang Umur dan Kesehatan Mbah Marhamah

Saat berjumpa dengan Mbah Marhamah, penampilan beliau jauh dari kesan wanita berusia satu abad lebih.

BACA JUGA:Komisi C Usul Asrama Haji Pindah Dekat Bandara 

Sosoknya justru terlihat seperti wanita berusia 60-an tahun. Ayyamah dengan bangga membocorkan rahasia di balik awet mudanya sang ibunda.

"Ibu saya ini rutin melaksanakan salat tahajud, salat hajat, salat dhuha, serta sehari-hari terbiasa membaca selawat nariyah," beber Ayyamah.

BACA JUGA:JCH Bojonegoro dan Lamongan Masuk Asrama Haji 

Selain itu, Mbah Marhamah juga sangat disiplin dalam menjaga pola makan.

"Ibu saya ini tidak mau makan nasi dari magic com. Kalau mau makan nasi harus dimasak secara tradisional di kompor. Beliau tidak mau makan makanan yang mengandung bahan pengawet, jadi hanya makan makanan yang direbus," katanya.

BACA JUGA:Asrama Haji Dibuka Kembali, Pedagang Senang 

Berkat pola hidup sehat ini, Mbah Marhamah di usianya yang sudah memasuki 104 tahun masih sehat walafiat.

"Alhamdulillah, ibu masih sehat, hanya pendengarannya sudah berkurang kemampuannya, jadi beliau ini tidak punya sakit diabetes maupun hipertensi," imbuh Ayyamah.

Sang ayah, yang berusia 108 tahun, juga menganut pola makan serupa, meskipun kini hanya bisa berbaring di tempat tidur.

BACA JUGA:Dandim Surabaya Timur Selaku Dansubsatgas Asrama Haji Sukolilo Monitoring Kunker Forkopimda Jatim 

Meski usianya terbilang senja, Mbah Marhamah tetap memancarkan optimisme tinggi.0Ia berharap dapat menunaikan ibadah haji sebaik-baiknya dan diberikan kemudahan serta kelancaran selama di Tanah Suci.

Untuk mendukung kelancaran ibadahnya, Mbah Marhamah yang tidak membawa kursi roda, mendapatkan fasilitas pinjaman kursi roda dari PPIH Embarkasi Surabaya yang akan dibawa ke Tanah Suci.

Mbah Marhamah dijadwalkan terbang menuju Tanah Suci pada Jumat, 30 Mei 2025, pukul 15.05 WIB dari Bandara Internasional Juanda.

Keberangkatannya menjadi bukti nyata bahwa usia bukanlah penghalang untuk meraih impian dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. (mtr)

Sumber: