Ironi di Rusun Surabaya, Antrean Mengular, Penghuni Mampu Enggan Berpindah
Kendaraan roda empat yang terparkir di dalam Rusun Randu, Sidotopo Wetan, Kenjeran, Surabaya. -mg2/Arif Alfiansyah-
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Sebuah ironi mencuat di tengah krisis hunian layak di Surabaya. Puluhan ribu kepala keluarga (KK) tercatat dalam antrean panjang untuk mendapatkan unit rumah susun sederhana sewa (rusunawa).
BACA JUGA:Rusun Urip Sumoharjo, Sediakan 120 Kamar dan Pernah Terbakar Tahun 1982
Sementara di sisi lain, sejumlah penghuni rusun yang ada justru diduga telah mapan secara ekonomi, bahkan memiliki mobil pribadi, namun tetap bertahan.

Mini Kidi--
Penelusuran di Rusun Randu, Kecamatan Kenjeran, Surabaya, mengungkap pemandangan yang menguatkan dugaan tersebut. Meskipun dari luar tampak seperti rusun pada umumnya dengan enam blok yang dihuni ratusan KK, di area dalam terlihat beberapa mobil pribadi terparkir, termasuk model keluaran terbaru seperti BRV silver dan Ayla abu-abu, serta Avanza.
BACA JUGA:Rusunami Surabaya Sepi Peminat, Harga Terlalu Tinggi Jadi Kendala Utama
Meskipun belum diketahui kepemilikannya, seorang penghuni berinisial S, yang telah belasan tahun tinggal di Rusun Randu, membenarkan bahwa banyak penghuni rusun memiliki mobil pribadi.
"Iya beberapa ada yang punya mobil," ujarnya.
BACA JUGA:Antrean Rusunawa Capai 12 Ribu KK, Fraksi PKS Minta Pemkot Beri Perhatian
Menurutnya, jumlah mobil yang terlihat di siang hari tidak sebanyak saat malam, karena banyak yang digunakan untuk bekerja.
BACA JUGA:Tunggak Sewa Setahun, 21 Kamar di Rusun Romokalisari Disegel
"Kalau siang sepi parkirannya, biasanya di lapangan itu penuh. Jauh lebih banyak saat malam hari tiba," katanya.
Ia bahkan menyebutkan bahwa beberapa mobil sengaja diparkir di belakang rusun untuk menghindari sorotan, menyusul adanya larangan bagi penghuni yang ketahuan memiliki mobil.
BACA JUGA:Dihuni Warga KTP Luar Surabaya, Satpol PP Segel 13 Unit Rusun Warugunung
"Biasanya diparkir di belakang sana, karena dulu sempat ada larangan karena saat pengecekan ada yang ditemukan punya mobil," jelasnya.
Pihaknya juga mengungkapkan bahwa sebagaian penghuni memang sudah mampu secara ekonomi namun tetap bertahan di rumah susun tersebut.
BACA JUGA:Banyak yang Tak Dihuni, Dewan Minta Pemkot Lakukan Pendataan Ulang Rusunawa
"Ada yang sudah mampu tapi tetap tinggal. Bahkan juga sering dapat bantuan dari pemkot," tambah S, menyoroti adanya penghuni mapan yang masih menerima bantuan pemerintah.
BACA JUGA:Antrean Nyaris 11 Ribu, Pemkot Surabaya Tutup Pendaftaran Penghuni Rusunawa
Kondisi ini kontras dengan pernyataan Yuda, petugas di Rusun Randu. Menurut Yuda, Rusun Randu dengan 288 unitnya telah terisi penuh, sebagian besar oleh warga relokasi gusuran Sungai Jagir dan warga Bogowonto.
"Kalau di rusun kami penuh. Untuk bisa masuk, harus menunggu antrean yang sudah ada," jelas Yuda di kantornya.
BACA JUGA:Tak Bayar Retribusi, Satpol PP Surabaya Segel 40 Unit Rusunawa Romokalisari
Ketika disinggung mengenai adanya warga mampu yang masih menempati rusun, Yuda menyatakan bahwa pihak pengelola, yakni Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rusun, secara rutin melakukan verifikasi data. Menurutnya, data penghasilan penghuni tercatat dalam sistem E-Rusun.
Ia mengklaim bahwa rata-rata penghuni, sekitar 80 persen, memiliki penghasilan di bawah Rp 2 juta per bulan.
BACA JUGA:Banyak Penghuni Rusunawa Ilegal, Dewan: Pemkot Surabaya Tidak Lakukan Pengawasan Ketat
"Hampir 80 persen penghuni di sini penghasilannya di bawah Rp 2 juta per bulan," kata Yuda.
Meskipun begitu, ia tidak menampik kemungkinan adanya penghuni yang kondisi ekonominya telah membaik. Idealnya, kata Yuda, mereka yang sudah merasa mampu akan dengan kesadaran sendiri mengembalikan unit kepada pengelola.
"Biasanya mereka kalau sudah mampu, mengembalikan sendiri. Tahun ini ada juga yang sudah mengembalikan karena hati nuraninya. Kemudian unit yang kosong dihuni warga MBR," ujarnya.
BACA JUGA:Tertibkan Penghuni Rusunawa, Beri Kesempatan Warga Kota yang Antre Butuhkan Tempat Tinggal
Terkait keberadaan mobil-mobil di area parkir, Yuda memberikan keterangan yang berbeda. Ia mengklaim tidak mengetahui adanya penghuni yang memiliki mobil dan menduga kendaraan tersebut adalah milik warga dari luar rusun yang menitip parkir.
"Warga sekitar biasanya titip mobil," katanya.
BACA JUGA:36 KK Eks Warga Kampung 1001 Malam Direlokasi di Rusunawa Benowo dan Pesapen
UPTD Rusun disebut melakukan pengecekan keliling secara berkala setiap bulan untuk memastikan kesesuaian data penghuni. Jika ditemukan ketidaksesuaian, akan ada sanksi bertahap mulai dari Surat Peringatan (SP) 1 hingga SP3 yang bisa berujung pada pengosongan paksa.
BACA JUGA:Rakyat Menjerit, Rusunawa Gununganyar Tambak Dibiarkan Mangkrak
"Biasanya SP1 itu dipanggil ke UPTD, lalu membuat surat pernyataan. Pelanggarannya seperti apa, pihak UPTD yang menentukan, kami hanya pelaksana," terang Yuda. (mg2/alf)
Sumber:



