Sinergi PWI dan AJI, Merajut Harapan di Balik Jeruji Lapas Tulungagung
Kalapas Ma'ruf Prasetyo Hadianto bersama PWI dan AJI Tulungagung serta penari Jaranan Satriya Bhinangun.--
TULUNGAGUNG, MEMORANDUM.CO.ID - Di balik tembok tinggi dan jeruji besi, ada secercah cahaya harapan yang terus menyala. Semangat itulah yang terpancar dari kegiatan bertajuk 'Silaturahmi dan Sinergitas bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI)' yang digelar oleh Lapas Kelas IIB Tulungagung, Rabu 6 Agustus 2025.
Bukan sekadar kunjungan biasa, kegiatan ini menjadi ajang pembuktian bahwa pemasyarakatan adalah tentang perubahan perilaku, pembinaan, dan harapan masa depan.
BACA JUGA:Wiwieko Kembali Pimpin PWI Tulungagung, Siap Bawa Semangat Baru Tiga Tahun ke Depan

Mini Kidi--
Kegiatan dimulai dengan mengajak Ketua PWI beserta jajarannya mengenalkan layanan di Ruang Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP). Di mana berbagai layanan pemasyarakatan diperlihatkan secara transparan dan informatif. Rombongan media kemudian diajak meninjau Pos Bapas, sebagai bagian dari sinergi pembinaan antara Lapas dan Balai Pemasyarakatan. Suasana semakin hidup saat para wartawan disambut dengan rangkaian penampilan seni Warga Binaan, diawali dengan tarian jaranan sentherewe Satriya Bhinangun.
Satriya Bhinangun memiliki arti Ksatria yang Dibina, menggambarkan transformasi seorang individu dari kegelapan menuju cahaya. Gerakan lincah dan penuh semangat dalam tarian ini mencerminkan tekad dan semangat warga binaan dalam proses pembinaan, sekaligus menjadi wujud nyata pelestarian budaya lokal di dalam lingkungan pemasyarakatan. Disusul penyambutan dengan irama religi dari tim hadrah santri Al-Muhajirin, dan ditutup dengan pertunjukan Semaphore Dance digabung dengan menampilkan pencak silat dari Pramuka Lapas Tulungagung.
BACA JUGA:Peringati HPN 2025, PWI Tulungagung Ingatkan Pentingnya Integritas Wartawan
Pertunjukan pencak silat Pramuka Lapas Tulungagung menggabungkan gerakan dari berbagai organisasi pencak silat di Tulungagung, diantaranya Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo (PSHW), Ikatan Pencas Silat Nahdlatul Ulama (IPS NU) Pagar Nusa, dan Ikatana Keluarga Silat Putra Indonesia (IKS PI) Kera Sakti. Mereka tampil spektakuler dan atraktif. Setiap gerakan bukan hanya seni, tetapi wujud nyata pembinaan karakter dan spiritualitas yang terus digelorakan di balik jeruji.
Seusai melihat penampilan WBP, Kalapas Tulungagung, Ma’ruf Prasetyo Hadianto, mendampingi Ketua PWI Tulungagung, Wiwieko Dharmaidiningrum, dan Koordinator AJI, David Yohanes bersama awak media menyusuri area Bimbingan Kerja (Bimker). Di sana, hasil karya warga binaan dipamerkan dengan penuh kebanggaan. Mulai dari olahan marmer, ukiran kayu, sandal, keset, karpet sapi, celemek, hingga lukisan penuh makna. Tak hanya itu, rombongan juga diajak meninjau berbagai ketahanan pangan peternakan dan perkebunan yang memanfaatkan lahan kosong, seperti ternak domba, lele, serta lahan terong, kangkung, dan cabai. Semua menjadi capaian bahwa narapidana mendapatkan pembinaan yang diharapkan dapat menjadi bekal saat kembali ke masyarakat.
BACA JUGA:CIMB Niaga Gandeng Wartawan Tulungagung, Ajak Warga Melek Keamanan Akun Digital
Ketua PWI Cabang Tulungagung, Wiwieko Dharmaidiningrum, mengungkapkan kekagumannya.
“Kami tidak menyangka, di dalam lapas terdapat begitu banyak potensi dan kreativitas yang dibina secara serius. Ini sangat inspiratif dan membuka cara pandang kami tentang makna pemasyarakatan yang sebenarnya,” ujarnya.
BACA JUGA:Lapas Kelas IIB Tulungagung Libatkan Warga Binaan Produksi Celemek untuk Program MBG
BACA JUGA:Lapas Tulungagung Sabet Juara Umum Perkemahan Satya Dharma Bhakti Pemasyarakatan 2025
Sumber:



