umrah expo

DPRD Surabaya Ajak Warga Perkuat Kampung Pancasila dan Dukung Anggaran Tradisi Sedekah Bumi

DPRD Surabaya Ajak Warga Perkuat Kampung Pancasila dan Dukung Anggaran Tradisi Sedekah Bumi

Ketua Komisi A DPRD Surabaya, Yona Bagus menghadiri acara Sedekah Bumi di Dukuh Watulawang, Made, Sambikerep. -Arif Alfiansyah-

Cak Yebe, yang juga menjabat Wakil Ketua DPC Gerindra Surabaya, mengingatkan bahwa stabilitas sosial merupakan kunci utama bagi keberlangsungan roda perekonomian. 

"Kalau situasi kurang kondusif, perekonomian kita justru semakin memburuk, cari makan pun jadi susah," tegasnya.

BACA JUGA:Warga Petemon Gelar Sedekah Bumi, Wali Kota: Tingkatkan Kebersamaan

Di sela-sela acara, pihaknya juga menyerap aspirasi dari warga terkait sulitnya mengakses dukungan anggaran dari Pemerintah Kota Surabaya untuk penyelenggaraan acara adat seperti Sedekah Bumi. Banyak pengurus RW mengeluhkan kendala administrasi yang rumit untuk mendapatkan bantuan dana.

BACA JUGA:Garuda Wisnu dan Fashion Show Unik Meriahkan Sedekah Bumi Lakarsantri

“Fakta di lapangan, banyak RW mengaku kesulitan mendapat suport anggaran. Padahal kegiatan ini punya nilai penting dalam menjaga kebersamaan,” ungkapnya. 

Ia menjelaskan bahwa alokasi anggaran yang tersedia di Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) seringkali lebih terfokus pada kegiatan kesenian tradisional dan memerlukan rekomendasi resmi, sehingga sulit diakses langsung oleh panitia lokal di tingkat RW.

BACA JUGA:Gunungan Jadi Rebutan Acara Sedekah Bumi di Dukuh Kapasan

Sebagai bentuk dukungan nyata, Cak Yebe secara pribadi membantu penyelenggaraan Sedekah Bumi di 12 titik di wilayah Kecamatan Sambikerep sepanjang bulan September 2025. Baginya, tradisi ini lebih dari sekadar ritual.

“Sedekah bumi bukan hanya ritual, tapi warisan budaya dan perekat persaudaraan. Pemerintah dan masyarakat seharusnya berjalan bersama untuk menjaganya,” katanya.

BACA JUGA:Kesenian Barongan Semarakkan Sedekah Bumi Warga Sambisari

Acara Sedekah Bumi di Dukuh Watulawang berlangsung khidmat, diisi dengan doa bersama, penampilan kesenian tradisional, dan diakhiri dengan pembagian tumpeng sebagai simbol rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen dan kesejahteraan.

BACA JUGA:Sedekah Bumi Kampung Gadel, Eri Cahyadi Ajak Masyarakat Gelorakan Budaya Arek

"Tradisi turun-temurun ini menjadi simbol rasa syukur kepada Allah SWT atas hasil panen dan kesejahteraan yang diterima warga. Mari kita rawat dan jaga bersama, agar Kota Surabaya tidak kehilangan identitasnya," pungkasnya. (alf)

Sumber:

Berita Terkait