umrah expo

Transformasi Fasilitas Kesehatan Desa, Posyandu Modern Jadi Simbol Layanan Terpadu di Katerungan Krian

Transformasi Fasilitas Kesehatan Desa, Posyandu Modern Jadi Simbol Layanan Terpadu di Katerungan Krian

Kepala Desa Katerungan, Krian melihat kondisi bangunan yang tengah digarap.(bwo)--

SIDOARJO, MEMORANDUM.CO.ID - Pemerintah Desa (Pemdes) Katerungan, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo mencatat langkah besar dalam transformasi pelayanan publik. Pembangunan Posyandu modern dua lantai menjadi bukti nyata bahwa pelayanan kesehatan Desa kini tak lagi sederhana, tetapi berkembang menjadi fasilitas terpadu, lengkap, dan berbasis kebutuhan masyarakat.

Dengan output volume bangunan 72 M², Posyandu ini tak hanya menjadi tempat penimbangan balita, tapi telah didesain menyerupai pusat layanan kesehatan mini. Mulai dari ruang pemeriksaan, edukasi gizi, hingga layanan keluarga berencana, semuanya terkonsolidasi dalam satu tempat yang mudah dijangkau warga.

BACA JUGA:Bupati Sidoarjo Beri Kursi Roda Warga Desa Katerungan Krian


Mini Kidi--

“Desa sekarang tidak bisa lagi hanya mengandalkan model pelayanan lama. Kita butuh tempat yang representatif untuk layanan dasar masyarakat. Posyandu ini adalah bagian dari upaya kami membangun desa yang sehat dan mandiri,” ujar Kepala Desa Katerungan, Achmad Sugiarto, Selasa 29 Juli 2025.

Pengelolaan fasilitas ini diserahkan kepada bidan desa dan kader kesehatan yang sudah dilatih, dengan layanan yang didorong beroperasi 24 jam untuk menjawab kebutuhan darurat. Ini menjadi gebrakan penting, mengingat banyak warga desa yang selama ini harus menempuh jarak cukup jauh untuk mengakses fasilitas kesehatan.

Pembangunan dilakukan dua tahap dengan swakelola, dimulai pada 2025 untuk struktur bangunan, dan dilanjutkan 2026 guna menyempurnakan fasilitas dan pelayanan.

BACA JUGA:Gebyar Vaksinasi 1.000 Dosis di Katerungan dan Sedengan Mijen

Transformasi ini juga menjadi simbol bahwa desa memiliki peran vital dalam mendorong pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional. Bukan hanya dari sisi infrastruktur, tetapi juga dari pendekatan pelayanan berbasis komunitas yang aktif dan inklusif.

“Ini bukan hanya tentang gedung baru, tapi perubahan cara kita melayani masyarakat. Semua orang, dari bayi sampai lansia, bisa mendapatkan perhatian yang layak, langsung dari desa sendiri,” kata Sugiarto.(bwo/jok)

Sumber:

Berita Terkait