Dosen UGM: Jurnalis Jangan Baperan

Dosen UGM: Jurnalis Jangan Baperan

Probolinggo, Memorandum.co.id - Media Gathering yang digagas Pemkot Probolinggo di kota gudheg Jogja kian gayeng saat Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Gajah Mada (UGM), Dr. Muhamad Sulhan mengingatkan pers pada posisi idealnya. Ia menggambarkan beberapa ilustrasi jurnalis yang dinilai gagal dalam menyampaikan fakta dan kebenaran informasi yang disajikan. "Bagaimana jurnalis menyampaikan berita sesuai fakta secara berimbang, kaya akan informasi dan konfirmasi," terangnya, Kamis (5/3/2020). Pengajar ilmu Komunikasi di UGM itu mengingatkan para awak media soal etika jurnalistik, psikologi komunikasi, dan sosologi yang bertalian dalam pekerjaan jurnalis. Bahkan ia juga mengupas soal berita hoax yang menjadi biang persoalan. Dan bagaimana mesti dijawab oleh Jurnalis. “Kebenaran itu harus disampaikan meski tidak diharapkan oleh stakeholder. Tetapi menurut saya justru kita menunjukan rasa ngeman kita kepada penguasa sebagai bentuk koreksi. Tentu penyajianya harus balance (berimbang) dan penggunaan kata yang tepat,” kata Muhamad Sulhan. "Jurnalis penting melaksanakan profesinya, sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan Dewan Pers, mulai dari konfirmasi dua belah pihak, kroscek dan memahami hak-hak narasumber. Pemilihan kata juga menjadi poin penting bagi jurnalis saat menyajikan suatu berita pada masyarakat," imbuh Ketua Departemen Ilmu Komunikasi Fisipol UGM ini. Jurnalis, lanjut Sulhan, harus bisa membedakan realitas sebagai manusia biasa, dengan tugas profesinya. Artinya, dilarang ‘baper'. Bahkan, harus pandai memposisikan diri. "Jurnalis bukan pemecah masalah seperti advokat. Tapi mengungkap suatu permasalahan. Dengan data dan sumber valid, sesuai kode etik jurnalistik,” pungkas Sulhan.(mhd/sr)

Sumber: