Hadapi Covid-19, Ini yang Dilakukan Dinkes Jatim
Surabaya, Memorandum.co.id - Menanggapi informasi terkait kelonggaran pemeriksaan kesehatan di pintu masuk Bandara Juanda, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jatim, Herlin Ferliana menegaskan, pihaknya bekerjasama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) telah melaksanakan pengawasan dan pemantauan terhadap para penumpang yang baru datang dari luar negeri secara ketat. Tanpa pemberitahuan, seluruh penumpang serta crew dari luar negeri yang turun dari pesawat dilakukan screening suhu tubuh menggunakan pemindai suhu (thermal scanner) dan pengamatan visual. Alat ini dapat memindai suhu tubuh secara individu tanpa harus berhadapan langsung dengan penumpang/crew, tidak seperti thermal gun. Hal ini sesuai dengan amanat International Health Regulation (IHR) 2005 bahwa upaya pengawasan lalu lintas orang seminimal mungkin tidak menghambat perjalanan pelaku perjalanan. “Petugas melakukan pemeriksaan suhu tubuh penumpang internasional yang mendarat di Bandara Juanda menggunakan thermal scanner atau alat pemindai suhu tubuh. Thermal Scanner ini bisa mendeteksi suhu tubuh seseorang dari jarak 15 meter, jadi tidak perlu memegang orangnya,” terang Herlin, Rabu (3/3/2020). Herlin menjelaskan, pemeriksaan lanjutan terhadap individu hanya dilakukan kepada penumpang/crew yang memiliki suhu tubuh lebih dari atau sama dengan 38 derajat celcius. Pemeriksaan berupa cek ulang suhu menggunakan thermal gun/axila bertujuan memastikan suhu penumpang/crew dan pemeriksaan lainnya sesuai dengan gejala yang ada. Hal ini sesuai dengan pedoman "Health Alert Card (HAC) merupakan alert system yang diberikan kepada setiap penumpang di pintu kedatangan dan menjadi standar yang sudah berlaku secara internasional. HAC tak hanya diberikan saat ini saja, karena semua perjalanan umroh maupun haji, setelah pulang juga diberikan kartu tersebut. Kartu ini juga berfungsi sebagai alat pengawasan kesehatan dan alat komunikasi antara Kantor Kesehatan Pelabuhan dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jatim yang selanjutnya akan dilakukan pemantauan di wilayah setempat," katanya. Lanjutnya, Dinkes Jatim juga telah menyiapkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk penanganan COVID-19 yaitu dengan menunjuk RS yang siap untuk menjadi RS rujukan, antara lain RSUD Soetomo Surabaya, RSUD Saiful Anwar Malang, dan RSUD Soedono Madiun. "Kita juga menyiagakan Puskesmas dan jaringannya dengan cara memastikan dan memonitor keberadaan orang dalam resiko COVID-19, melakukan komunikasi dengan orang dalam resiko COVID-19 untuk menjaga kesehatannya. Apabila sakit segera berobat ke Fasyankes, selanjutnya memantau orang dalam resiko COVID-19 tersebut selama 14 hari setelah kedatangan serta melaporkan secara berjenjang dari Ponkesdes, Puskesmas, Dinkes kab/kota ke Dinkes Jatim," ucapnya. Selain itu, Dinkes Jatim juga telah melakukan koordinasi dengan lintas sektor terkait antara lain Kodam V/Brawijaya, Polda Jatim, Imigrasi, KKP, BBTKL, BBLK, dan lainnya untuk kesiapan Jatim dalam menghadapi Covid-19. "Kami imbau kepada masyarakat agar tidak panik, tapi tetap waspada dengan cara meningkatkan upaya preventif/pencegahan, antara lain menjaga dan meningkatkan imunitas tubuh kita dengan makan bergizi, istirahat cukup, dan olah raga, lalu sebelum dan sesudah beraktifitas mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir. Jika batuk lakukan etika batuk dan memakai masker, dan yang terakhir jangan terlalu mempercayai segala info yg tersebar di dunia maya tanpa cross check, karena hanya akan memperburuk keadaan," tukas dia. Di sisi lain, Ketua RW Kendangsari, Arifin sangat mendukung kesiapsiagaan atau antisipasi yang telah dilakukan Dinkes Jatim. "Kami minta antisipasi yang dilakukan Dinkes terus ditingkatkan di Jawa Timur dan khususnya di Surabaya. Mengingat sudah ada warga Indonesia terjangkit virus corona," pungkas Arifin.(*)
Sumber: