Ketika Suporter Berani Mengkritik, Antara Kepedulian dan Ketidaknyamanan
Budaya kritik yang dilakukan oleh suporter memang belum bisa diterima baik, apalagi dengan individu atau tim yang menerima kritik. --Freepik
Munculnya kritik yang dilakukan oleh suporter
Dalam perkembangan dunia sepak bola, hal yang pasti ikut berkembang di dalamnya adalah perkembangan suporter.
Dalam penggunaan teknologi fanatisme yang dimilikipun dapat ditunjukan lewat sosial media.
Hal itulah kemudian muncul budaya kritik yang dilakukan suporter pada klub kebanggaannya.
Mereka tak segan segan mengkritisi berbagai macam kebijakan klub yang dinilai kurang tepat bagi suporter.
Apalagi jika tim kalah dalam bertanding dan adanya pemain yang melakukan blunder atau bermain buruk.
Dengan cepat suporter akan membanjiri kolom komentar akun media sosial tim dan pemain, dengan kritikan pedas.
Hal itu bukanlah semata hanya menunjukan sikap kekecewaan yang dilakukan oleh suporter, namun merupakan wujud kepedulian yang diungkapkan lewat kiritik.
Namun tak semua tindakan tersebut dinilai baik, bahkan pihak management klub sendiri mengatakan terganggu dengan adanya komentar pedas dari para suporter yang mengakibatkan penurunan performa dari tim.
Bahkan di kalangan suporter atau bahkan orang lain tindakan mengkritik ini dinilai kurang efisien, beberapa dari mereka menganggap orang yang melakukan kritik dinilai ” Sok tau”.
Budaya kritik yang dilakukan oleh suporter memang belum bisa diterima baik, apalagi dengan individu atau tim yang menerima kritik.
Namun ini hanyalah soal keberanian suporter dalam mengatakan kebenaran.
Mungkin mereka yang masih bingung kenapa suporter mengkritik habis habisan klub mereke sendiri adalah mereka belum bisa mengerti makna kritik.
Mereka menanggap hal itu hanya ungkapan kekesalan dan kebencian dari para suporter, namun tetap pada jalurnya bagi suporter kritik adalah wujud kepedulian, dan apalah arti mencintai tanpa berani mengkritisi hal yang kita cintai. (mg18)
Sumber: