Perang Sarung
Tri Haryoko--
Sarung yang punya kegunaan utama untuk beribadah bagi umat muslim, kini kian membikin resah masyarakat saja.
Fungsinya yang juga bisa untuk menghangatkan badan di kala cuaca dingin, belakangan malah cenderung bisa merubah menjadikan suasana panas.
Fenomena perang sarung seakan sudah menjadi momen bagi sekelompok remaja saat memasuki Ramadan.
Bulan yang suci yang layaknya diisi dengan memperbanyak ibadah, namun berbalik dengan dikotori sekelompok remaja dengan menggeber perang sarung.
Tak hanya aparat kepolisian yang dibuat kalang kabut untuk menuntaskan masalah perang sarung, pemerintah kota hingga harus memutar otak untuk menghentikan aksi yang mengarah anarkis itu.
Di Surabaya saja dalam dua tahun terakhir perang sarung selalu menghiasi awal Ramadan.
Bahkan tercatat Ramadan tahun 2023 lalu empat hari berturut-turut di awal Ramadan aparat dibuat kelabakan akibat peristiwa perang sarung itu.
Pun di awal Ramadan tahun ini sejumlah remaja terjaring lantaran hendak melakukan aksi perang sarung.
Terbaru, seorang remaja terluka akibat perang sarung di Taman Bundaran Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS), Kamis (21/3) dini hari.
Informasi dari kepolisian Polsek Sukolilo, penyebab perang sarung itu diduga lantaran kekalahan dari salah satu kelompok ketika beradu balap sepeda angin.
Salah satu kelompok ada yang kalah lantas tidak terima. Janjian dengan maksud mengadakan perang sarung atau tawuran di sekitar taman ITS.
Untungnya, kepolisian sudah berkoordinasi dengan pihak kelurahan setempat. Sedangkan untuk korban yang terluka robek bagian pelipis mata dirawat di rumah sakit.
Sebenarnya tak kurang-kurang upaya yang telah dilakukan oleh Wali Kota Surabaya mengantisipasi perang sarung bersama jajaran kepolisian.
Salah satu caranya adalah melakukan patroli. Khususnya pada saat sahur, karena perang sarung biasanya terjadi pada waktu tersebut.
Sumber: